Mohon tunggu...
lin istianah
lin istianah Mohon Tunggu... Guru - Guru PAUD

Yuk saling sharing pengalaman. Saya guru PAUD dari Pamekasan Madura

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

3 Tipe Temprament pada Anak

22 September 2017   06:35 Diperbarui: 22 September 2017   11:11 1070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.gelombangotak.com

Setiap manusia yang terlahir ke dunia pasti memiliki temperamen yang berbeda-beda. Karena temperamen sudah menjadi bawaan sejak lahir pada setiap manusia. Temperamen merupakan rekasi biologis seseorang terhadap hal-hal yang ada diluar kita, baik pada orang lain atau situasi. Temperamen mengungkapkan bagaimana manusia itu berperilaku, bukan apa yang manusia itu lakukan, karena temperamen tidak bisa berubah, temperamen sudah menjadi bawaan biologis setiap manusia.

Jika temperamen terjadi secara biologis pada manusia, apakah seseorang selalu mengalami temperamen? Iya. Temperamen selalu terjadi setiap detik pada manusia. Temperamen bisa mengatur fugsi mental, emosional dan perilaku kita. Setiap detik, kita akan mengalami temperamen, karena sudah menjadi bawaan biologis manusia. Kita tidak bisa untuk menghindari temperamen tersebut.

lalu, apakah temperamen dan emosi itu sama? tidak, temperamen dan emosi jelas berbeda, temperamen memiliki unsur emsoi, dan itu terjadi secara menetap. Sedangkan emosi, terjadi secara tidak menetap, mengapa tidak menetap? misalnya, jika seorang anak kehilangan buka, dia akan merasakan emosi sedih, kemudia 15 menit kemudian buku itu ditemukan, anak itu pasti akan senang, nah apakah anak tersebut akan merasakan sedih selamanya? atau senang selamanya? tidak.Emosi yang mereka alami hanya sesaat atau tidak menetap.

Jika buku-buku mereka yang hilang sudah ditemukan, mereka akan senang mungkin akan bertahan 5 menit, setelah itu ya sudah mereka kembali biasa saja. Itulah mengapa emosi dikatakan tidak menetap. Pada tulisan saya sebelumnya, saya sudah sedikit menjelaskan bahwa emosi itu bukan hanya marah saja. sedih, senang dan malu itu juga merupakan emosi. Seringkali orang salah mengartikan emosi, menurut kebanyakan dari mereka beranggapan kalau emosi itu hanya marah saja, padahal itu salah.

Temperamen pada anak terdapat tiga tipe, yaitu easy children, difficult children dan slow to warm up children.

Yang pertama,easy children.sekitar 40% bayi yang dilahirkan, memiliki temperamen yang easy children. dibandingkan 2 tipe yang lainnya, tipe anak yang easy children lebih banyak terlahir. anak yang memiliki temperamen tipe ini, mudah untuk mendekati orang lain ataupun situasi baru yang dialaminya. Tipe anak seperti mudah untuk menerima hal-hal baru yang ada di sekelilingnya. Mereka juga tidak mudah rewel, bukan berarti mereka tidak rewel, mereka juga pasti rewel tapi, itu tidak mudah terjadi. 

Pada anak tipe ini, mereka mudah untuk tersenyum, mereka juga gampang untuk disuruh makan, dan pastinya tidur mereka juga akan nyenyak. disitulah mengapa mereka tidak mudah untuk rewel. Anak tipe ini sangat menerima apapun, jika hari ini mereka makan ayam, lalu besok makan tempe dan lusa nya mereka makan tahu, mereka menerima, tidak ada pembrontakan, karena mereka mudah menerima hal-hal baru.

Yang kedua,Difficult children.Sangat sedikit bayi yang terlahir dengan tipe ini, mungkin sekitar 10%. Anak yang memiliki tipe ini, sangan susah sekali untuk ditebak apa maunya. Anak tipe ini memiliki reaksi yang negatif dan ruinitasnya terjadi tidak terartur. Mereka sulit untuk mendekati orang lain, mereka sulit untuk menerima orang lain dan situasi baru sekelilingnya. Tapi tipe anak seperti ini susah untuk mau makan, dan susah untuk bisa tidur. Sehingga mereka sangat mudah untuk rewel, sangat mudah sekali. 

Anak tipe ini sangat susah untuk menerima hal-hal baru. Misalnya, jika seorang anak yang biasanya makan ayam, suatu hari ibunya tidak membeli ayam karena kehabisan, lalu ibunya memasak tempe, anak itu akan marah tidak mau makan tempe itu dan tetap meminta ayam. Itu terjadi karena mereka tidak bisa menerima hal-hal baru. Cukup sulit memang mengatasi anak dengan tipe seperti ini. Mungkin ada beberapa hal yang bisa orang tua lakukan jika anak mereka dengan tipe seperti ini.

Pertama kita harus mencari tau dulu siapa kepercayaan emosioanal anak, mencari kelekatan anak. Biasanya kebanyakan dari anak, kelekatannya itu pada ibunya, ya karena ibu yang mengasuhnya. Jika kita sudah menemukan siapa kepercayaan emosional anak, kita dampingi mereka, kita temani mereka. Lalu kita beri penjelasan atau nasehat pada mereka. 

Misalnya seperti ini, ada seorang anak yang takut kepada om nya, karena mereka jarang bertemu. nah disitu, seorang ibu yang menjadi kepercayaan emosional anak harus menemani anak untuk bertemu dengan om nya tersebut, jika anak tersebut menangis karena takut kepada omnya, ibu tersebut harus memberi penjelasan, anak tersebut tidak boleh takut karena orang baru tersebut adalah om nya, termasuk keluarga nya juga. Nah disitu peran seseorang yang menjadi kepercayaan anak terjadi, dari situ anak akan lebih mudah untuk menerima hal-hal baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun