Mohon tunggu...
Limantina Sihaloho
Limantina Sihaloho Mohon Tunggu... Petani - Pecinta Kehidupan

Di samping senang menulis, saya senang berkebun, memasak (menu vegetarian), keluar masuk kampung atau hutan, dan bersepeda ontels.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Amerika yang Tidak Anda Kenal - 2

22 April 2011   22:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:31 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1303530486318113490

[caption id="attachment_104331" align="aligncenter" width="640" caption="Martin Luther King Jr, (hopetoinspiration.wordpress.com)"][/caption]

The best solution is to give back their lands and respect them well and beyond for what you owe to them (their lands) --- Passion B,

Silahkan kalau sempat, anda dengarkan presentasi Aaron Huey di link di atas.  Saat mendengarkannya tahun lalu, air mata saya bercucuran.

Indigenious ethnic-cleansing terhadap the Native American dan perbudakan terhadap kulit hitam di Amerika menggetarkan hati.

Setiap kali saya bersentuhan dengan isu ini baik melalui bacaan atau bertemu dengan mereka, hati saya gemetar. Sangat sulit menemukan the Native Americans dalam kehidupan sehari-hari di Amerika.

Dalam perjalanan turun gunung dari Greylock Mountain, Massachusetts, di musim gugur yang lalu, salah satu teman seperjalanan saya menyebutkan bahwa belum lama berselang, anak-anak the Native American yang sekolah di sekolah-sekolah formal dilarang dan dihukum kalau berbicara dalam bahasa ibu mereka yang bukan bahasa Inggris.

Sebelum orang-orang Eropa bahkan sebelum Columbus mengklaim menemukan benua Amerika, sudah ada ribuan suku di Amerika, penduduk asli benua itu. Mereka sudah punya bahasa mereka sendiri, jelas bukan bahasa Inggris.

Saya mengamati orang-orang cenderung enggan dan berusaha untuk tidak membicarakan isu-isu ini. Sekali waktu saya bertanya pada seorang perempuan yang ayahnya adalah the Native American, "Mengapa jarang ada pembicaraan tentang penghancuran terhadap penduduk asli benua ini?" Kawan itu bilang, mereka tidak mau membicarakan itu sebab itu aib.

Apa yang musti saya lakukan kalau saya lahir dan tinggal di sebuah negara di mana para kakek-nenek saya menghabisi penduduk aslinya dan mengirim sisanya ke reservasi-reservasi? Apakah saya akan membicarakan hal itu atau diam saja? Apa kata hati saya?

Sampai sekarang saya masih heran bagaimana sebetulnya mereka (terutama the European-Americans) yang ada di Amerika itu merasa terhadap persoalan itu; terhadap ethnic cleansing dan perbudakan. Apakah mereka punya perasaan? Manusia tidak sah menjadi manusia kalau tidak berperasaan kan?

Apakah saya akan hancur sebagai manusia kalau saya menjadi sisa-sisa seperti the Native American yang ada sekarang ini? Kalau orang-orang Eropa menghabisi suku-suku bangsa Batak zaman penjajahan atau memperbudak kekek-nenek, orang tua saya? Bagaimana saya jadinya sebagai manusia?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun