Mohon tunggu...
Lilis Tiana Wijayanti
Lilis Tiana Wijayanti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi IAIN Jember

Selalu semangat dalam mencapai sebuah tujuan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan Perenialisme dan Tokoh Pemikiran Filsafat Pendidikan Perenialisme

20 Mei 2020   17:58 Diperbarui: 20 Mei 2020   17:51 1012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Disini, saya akan sedikit memaparkan  filsafat pendidikan perenialisme beserta tokoh pemikiran pendidikan perenialisme....

Mari kita simak dibawah ini!!!

A. Filsafat Pendidikan Perenialisme
    Filsafat pendidikan perenialisme sering disebut juga sebagai aliran perenialisme. Aliran perenialisme ini secara bahasa yaitu kekal abadi. Aliran perenialisme ini memiliki sebuah esensi kepercayaan filsafat pendidikan perenial yaitu berpegang teguh pada suatu nilai atau norma yang mempunyai sifat yang kekal abadi. Aliran perenialisme ini mempunyai sebuah analogi realitas sosial budaya manusia, seperti realitas suatu pohon mangga yang setiap musimnya selalu berbuah. Perenialisme ini memiliki sebuah arti yang secara umum merupakan sebuah tradisi atau kebiasaan sehingga perenialisme ini dipandang sebagai sebuah prinsip yang kekal abadi, dimana prinsip ini selalu berjalan dalam kehidupan manusia, setiap prinsip ini juga merupakan suatu hakikat dari manusia itu sendiri.
    Aliran perenialisme ini menganggap bahwa sebuah pendidikan itu harus didasari oleh suatu nilai kultural, dimana nilai kultural dalam kehidupan yang modern ini banyak mengakibatkan krisis diberbagai bidang. Aliran perenialisme ini juga mudah dikenal karena aliran ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Perenialisme ini bersifat regresif, dimana perenialisme ini kembali kepada nilai dan prinsip dasar yang berjiwa pendidikan diwaktu abad pertengahan atau pada masa Yunani.
2. Perenialisme berpendapat bahwa setiap realitas itu memiliki sebuah tujuan.
3. Perenialisme berpendapat bahwa belajar bertujuan untuk melatih kedisiplinan suatu mental.
4. Perenialisme berpendapat bahwa sebuah kenyataan yang tinggi itu berada dibalik suatu alam yang penuh dengan kedamaian serta presendental.
    Aliran perenialisme ini menginginkan suatu zaman dahulu itu harus tetap dipertahankan karena di zaman modern ini banyak mengakibatkan kerusakan-kerusakan pada manusia, dimana setiap manusia itu menganggap zaman modern ini sebagai sebuah zaman yang sakit atau rusak, karena pada zaman modern ini banyak bidang-bidang yang mengalami masalah krisis dalam kehidupan, baik itu dari segi tingkah laku maupun kebiasaan manusia, dimana kebiasaan ini tidak sama dengan kebudayaan pada zaman dahulu, sehingga aliran perenialisme ini ingin mengembalikan suatu kebudayaan lama itu kemasa modern atau yang akan datang. Sebab kebudayaan lama itu seiring dengan adanya prinsip-prinsip kehidupan manusia.


B. Pemikiran Perenialisme Terhadap Pendidikan
    Filsafat pendidikan perenialisme ini lahir di abad ke-20, dimana aliran ini sejalan dengan aliran progresif. Aliran perenialisme menentang sebuah pandangan progresivisme yang menitikberatkan pada suatu perubahan, dimana aliran ini juga memandang sebuah situasi dunia ini berada dalam kekacauan, ketidak pastian dalam kehidupan nilai dan moral, intelektual serta sosiokultural. Jadi pemikiran perenialisme  ini dalam sebuah pendidikan sebagai suatu proses untuk mengembalikan sebuah kebudayaan lama ke masa yang akan datang atau modern.

C. Tokoh Pemikiran Filsafat Pendidikan Perenialisme
 1. Robert Mainart Hutchins
     Robert Mainart Hutchins adalah salah satu tokoh pemikiran filsafat pendidikan perenialisme yang lahir di Amerika pada tahun 1899. Pada tahun 1945 sampai dengan 1955 yaitu tepatnya pada usia 30 tahun, Robert Mainart Hutchins ini menjabat sebagai presiden paling muda di Universitas Chicago, Robert Mainart Hutchins ini tidak hanya sebagai presiden saja malainkan juga sebagai juru bicara dalam aliran perenialisme ini. Robert Mainart Hutchins ini berpendapat bahwa sebuah pendidikan itu harus dapat menumbuhkan kecerdasan dalam pengembangan pada manusia, dimana tujuan pendidikan itu harus dapat mengembangkan sebuah pemikiran yang kuat sehingga dapat meningkatkan pendidikan yang ideal dimana pendidikan yang ideal tersebut memiliki sebuah pengembangan daya intelektual manusia dengan cara membaca dan membahas sebuah buku ilmu pengetahuan dan pendidikan, dimana pendidikan tersebut harus bersifat universal.
Contohnya, Ketika kita mengajar suatu ilmu pengetahuan, tentunya kita selalu menggunakan berbagai aspek pengetahuan dalam kehidupan manusia, sehingga kita lebih mudah dalam mengimplementasikan suatu pengajaran tersebut, jadi pengajaran tersebut dapat dikatakan sebagai universal.
 2. Ortimer Adler
     Ortimer Adler adalah salah satu tokoh pemikiran filsafat pendidikan perenialisme yang lahir di Amerika Serikat pada tahun 1902 dan meninggal pada tahun 2001. Ortimer Adler ini berpendapat bahwa pendidikan merupakan sebuah proses dalam kehidupan manusia yang sangat berpengaruh dalam suatu kebiasaan, dimana kebiasaan tersebut dapat dibenarkan dengan suatu kebiasaan yang lebih baik lagi. Dengan kebiasaan yang lebih baik tersebut maka manusia yang satu dapat membantu manusia yang lainnya dalam mencapai sebuah tujuan kehidupan. Menurut Ortimer Adler,  pendidikan perenialisme ini juga bertujuan sebagai sebuah proses dalam mengoptimalkan kemampuan bakat dan minat yang dimiliki oleh manusia itu sendiri dimana dalam mengoptimalkan kemampuan bakat dan minat manusia tersebut harus dengan berbagai cara yaitu dengan pembiasaan, latihan, dan praktek yang dilakukan secara berurutan.
Contohnya, pada anak usia dini yang sudah terbiasa dilatih oleh orang tuanya dalam membaca dan menulis, tentunya ketika anak tersebut masuk sekolah dasar, maka anak tersebut tidak akan kebingungan dalam hal membaca dan menulis, mengapa? karena anak tersebut sudah tahu dan mengerti serta dilatih bagaimana cara membaca dan menulis yang baik dan benar.

Terimakasih, Semoga Bermanfaat....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun