Mohon tunggu...
Lilik Ummu Aulia
Lilik Ummu Aulia Mohon Tunggu... Lainnya - Creative Mommy

Learning by Writing

Selanjutnya

Tutup

Money

May Day dan Permasalahan Buruh dalam Sistem Kapitalisme

1 Mei 2021   20:52 Diperbarui: 1 Mei 2021   21:00 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

May Day atau Labour Day atau International Labour Day adalah peringatan hari buruh yang diperingati oleh hampir seluruh negara yang ada di dunia.

May Day ini, diperingati oleh para buruh dengan berbagai bentuk. Biasanya, May Day diperingati oleh para buruh dengan melakukan demonstrasi untuk menuntut hak-hak mereka sebagai buruh.

Di Indonesia, May Day di peringati oleh para buruh dengan mengajukan setidaknya dua tuntutan yaitu pencairan THR dan pembatalan UU Omnibus Law Cipta Kerja. UU No. 11 tahun 2020 ini, disinyalir semakin mengeksploitasi tenaga buruh dan lebih berpihak kepada kepentingan investor.

Permasalahan tentang buruh, akan senantiasa tetap ada, selama sistem yang mendominasi dunia adalah kapitalisme. Sejak pertama kali diperingati pada 1889, hingga saat ini, masalah kesejahteraan buruh senantiasa mewarnai tuntutan-tuntutan para buruh. Sebab, kapitalisme dengan ruh liberalisasi dan privatisasi telah menjadikan harta kekayaan dunia berkumpul pada segelintir orang saja.

Hal ini sebagaimana laporan yang dirilis oleh Credit Suisse, sebuah lembaga finansial global yang berlokasi di Swiss pada Oktober 2020. Menurut lembaga tersebut, 10% orang terkaya di dunia menguasai 43 % kekayaan dunia. Sementara 50% penduduk dunia, hanya memiliki 1% kekayaan dunia. Terlebih, 0,1% orang terkaya di dunia, menguasai 25% kekayaan dunia.

Permasalahan tentang kesejahteraan buruh, sejatinya tidak hanya terletak kepada rendahnya gaji buruh. Sebab, semakin tinggi gaji buruh, ternyata juga diikuti oleh naiknya harga berbagai bahan kebutuhan, mahalnya tempat hunian, serta tingginya biaya pendidikan dan kesehatan. Selain itu, kesejahteraan yang tidak bisa dirasakan oleh buruh, juga turut dirasakan oleh kelompok masyarakat lain yang bukan buruh.

Hanya saja, permasalahan buruh dalam sistem kapitalisme tidak bisa diselesaikan oleh sistem sosialisme. Sebab, tidak diakuinya hak milik dalam sebagian mahdzab sosialisme, tentu bertentangan fitrah manusia. Selain itu, penerapan sistem sosialisme, terbukti telah membawa kesengsaraan kepada jutaan rakyatnya.

Oleh karena itu, sekalipun sosialisme lebih berpihak kepada buruh, akan tetapi sosialisme pun tidak memiliki sebuah mekanisme yang jelas dalam mewujudkan kesejahteraan untuk rakyatnya. Hal ini semakin diperjelas ketika sosialisme runtuh dengan dihapuskannya uni sovyet pada tahun 1990-an.

Lantas, adakah sistem yang mampu menuntaskan masalah buruh dan menjamin kesejahteraan mereka? Tentu ada. Bahkan sistem ini juga adil kepada para pengusaha. Tinggal kita mau mengambilnya atau justru membuangnya. Sistem ini tidak lain adalah sistem Islam, yang diturunkan oleh Rabb semesta alam.

Islam bukan hanya agama ritual saja. Akan tetapi, Islam juga memiliki seperangkat aturan untuk mengurus masalah kehidupan.

Dalam Islam, hak milik manusia diakui, baik hak milik buruh maupun hak milik pengusaha. Inilah yang membedakan sistem Islam dengan sistem sosialisme. Hanya saja, keberadaan hak milik pribadi akan dibatasi oleh hak milik umum dan hak milik negara. Dan inilah yang membedakan sistem Islam dengan sistem kapitalisme. Sebab, dalam kapitalisme, semua jenis hak milik boleh dikuasai oleh swasta dan inilah yang menjadi pangkal berkumpulnya harta pada segelintir orang saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun