Mohon tunggu...
Alfiyah FajarRosida
Alfiyah FajarRosida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Masih belajar

enjoy

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kisah Suhendra

26 April 2022   07:02 Diperbarui: 26 April 2022   07:05 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halo semuanya,gimana puasanya lancar? semoga lancar ya semoga dibulan suci ini kita dapat memaksimalkan ibadah kita, baik kali ini saya ingin mengangkat kisah dari seseorang yang sangat hebat yaitu kisah dari Suhendra remaja berumur 14 tahun yang bekerja membantu orang tua dengan berjualan kue.

Awal mula bertemu dengan suhendra ketika saya dengan teman-teman berjalan di depan Malang town square (MATOS) dia berada di tangga penghubung antara Malang town square dan Transmart dia berjualan dengan seorang adiknya yang masih kelas 1 sekolah dasar, suhendra sendiri juga masih duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama, dia berjualan dari kelas 6 sekolah dasar hingga sekarang, awal kelas 6 sekolah dasar dia diajak berjualan demgan temanya. 

Suhendra berjualan kue pukis dan roti boy mini dengan harga perbiji 2 ribu rupiah dari 2 jenis kue itu yang habis duluan pukis selain 2 jenis kue dia kadang juga membawa donat juga, dia berjualan tanpa paksaan dari siapa pun dia berinisiatif sendiri karena ingin meringkan beban orang tuanya dan juga agar dia bisa membayar SPP sekolahnya walaupun suhendra sudah dapat uang sendiri dia juga selalu memberi orang tuanya uang yang dia dapatkan dari berjualan kue itu dia bagi dua dengan orang tuanya, dan juga dia sisakan untuk dirinya sendiri setiap hari dia berjualan dengan membawa 100 biji kue tetepi kue itu tidak membuat sendiri dia kulakan ke orang dengan harga 1500 per bijinya. 

Orang tua suhendra juga bekerja Ibunya menyetrika baju jika ayahnya mencari botol bekas atau sejenisnya untuk di jual pda pengepul, suhendra berjualan dengan membawa adiknya yang masih kecil karena dirumah tidak ada orang dia juga punya adik perempuan yang membantu ibunya menyetrika baju di rumah tetangga. 

Suhendra Berjualan di tangga dibawah terik matarahari yang panas ketika hujan suhendra berteduh tetapi akibatnya dia pulang dengan sisa kue karena jika hujan pelanggan juga berkurang karena dia berjualan di tangga penghubung jadi itu adalah salah satu tempat strategis berjualan karena orang berlalu lalang dijalan tersebut jadi kue yang hendra jual sering terjual habis, dia mulai berjualan dari jam 10 pagi  hingga sore jam 7  jika jam 7 tidak habis dia tetap akan pulang kue yang tidak habis tidak bisa dikembalikan lagi jadi dia makan dengan keluarganya jadi jika kue hendra dapat habis sebelum jam 7 dia bisa pulang lebih awal dia datang berjualan di depan malang town square dengan ayahnya dan dia jika ingin pulang tinggal mendatangi tempat mangkal bentor ayahnya yang berada di samping trasmart. 

Suhendra berjualan tanpa paksaan dari orang tua dia berinisiatif sendiri hal itu juga didukung oleh orang tuanya, dia tidak malu berjualan walaupun dia masih berumur 14 tahun dia juga diterima oleh lingkungan sekitar tidak ada temanya yang merundung, teman temannya juga mendukung hal baik yang dilakukan oleh suhendra, beryukur sekali hendra untuk keperluan sehari hari di rumahnya tercukupi.

Berjualan di depan mall suhendra juga pernah di tegur karena disana juga terdapat peraturan yang ada, dia hanya boleh berjualan di tangga penghubung tersebut tidak boleh di pelataran mall, hal tersebut juga tidak membuat semangat hendra berkurang untuk tetap berjualan dia memahami hal itu, selain dia berjualan di tangga pengubung antara Matos dan Transmart dia juga pernah berjualan di pingggir jalan tetapi lebih sering berjualan di tangga karena lebih banyak orang berlalu lalang dari pada di pinggir jalan.

Ketika panndemi seperti saat ini Suhendra juga tetap berjualan dan juga dia tidak melupakan kewajibanya sebagai seorang pelajar dia juga tetap mengerjakan tugas seperti anak anak pada umumnya walaupun dia mempunya kesibukan berjualan,tetepi suhendra tidak mempunyai handphone untuk sekolah online, awalnya dia punya tetapi sudah rusak, karena pandemi semua serba online jadi dia bertanya pada temanya yang kebetulan rumahnya dekat dengan suhendra, jika ada tugas dia kerjakan pada malam hari sekalian dia juga belajar dengan temanya, pembelajaran secara daring menyulitkan dia untuk belajar tetapi dia tidak patah semangat dia tetap berusaha agar dia tetap bisa menjalankan kewajibanya, ketika dia masih sekolah luring dia juga tetap berjualan pada jam 3 sore saat sudah pulang dari sekolah dan pulangnya juga kalau tidak hujan pulang jam 7 malam.

Dari kisah hebat suhendra kita dapat mengambil pelajaran berharga, yaitu kita harus selalu bersyukur dengan apa yang kita punya karena kunci cukup ketika kita besyukur atas apa yang kita miliki, dan selalu bekerja keras, pantang menyerah mungkin menjalaninya sangat sulit banyak rintangan,banyak hal yang membuat kita ingin berhenti tapi percaya bahwa Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupanya. usaha atau kerja keras yang dilakukan saat ini adalah sebuah proses menuju hal yang lebih indah mungkin tidak saat ini tapi dikemudian hari akan ada hal indah yang datang pada kita, semoga sehat selalu orang orang hebat diluar sana proses yang berat semoga membawa kalian dalam kesuksesan dan kebahagiaan, saat ini nikmati proses yang ada bersyukur atas apapun atas orang tua yang masih lengkap, mempunyai teman baik atau hal kecil lainya.

Terimakasih Suhendra sudah mengizinkan kami menulis kisah kamu, dan terimakasih teman teman yang sudah membaca. jika kalian bertemu dengan umkm seperti suhendra jangan lupa dibeli ya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun