Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Aturan New Normal di Perkantoran, Bikin Senang atau Susah Karyawan?

26 Mei 2020   16:20 Diperbarui: 27 Mei 2020   20:00 1039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi menerapkan kerja dengan kenormalan baru di kantor. (sumber: Pexels.com/Edward Jenner)

Penerapan physical distancing bagi karyawan tanpa penambahan ruang kerja hanya mungkin dilakukan jika manajemen mampu mengatur kebijakan work from home (WFH) sedemikian rupa sehingga ruang kerja yang ada bisa mangakomodir jumlah pegawai yang harus ngantor.

Bagi karyawan sendiri aturan ini akan memengaruhi kebiasaan dan kenyamanan kerja. Para perumpi mungkin akan menjadi golongan pegawai yang paling menderita dengan adanya kebijakan jaga jarak ini. Nggak seru kan kalau ngerumpi-nya dengan teriak-teriak? Selain itu, mereka juga bisa kehilangan sobat rumpi yang mendapat giliran WFH.

Aturan ini bisa berdampak baik bagi karyawan ketika si karyawan mampu mengubah penggunaan waktu untuk ngerumpi menjadi waktu kerja yang lebih produktif. Kondisi sebaliknya akan terjadi jika semangat mengendor akibat 'kehilangan' teman diskusi yang biasa ngobrolin berbagai persoalan dan mencari solusi.

Pembatasan Lembur Bisa Mengganggu Urusan Dapur

Ketentuan berikutnya berkaitan dengan pengaturan waktu kerja. Melalui aturan tersebut, pemerintah berharap perusahaan tidak banyak membiarkan pegawai menggunakan jam kerja  yang tidak terlalu panjang (lembur). 

Kerja lembur disinyalir bisa mengakibatkan pekerja kekurangan waktu untuk beristirahat sehingga berpotensi menyebabkan penurunan sistem kekebalan atau imunitas tubuh.

Jam kerja yang panjang merupakan salah satu bahan keluhan pekerja. Selain menyebabkan berkurangnya waktu istirahat, kerja lembur juga mengurangi waktu pegawai bersama dengan keluarga. 

Khusus bagi para jomlo, kerja lembur bisa juga mengurangi waktu bersama 'calon keluarga'. Kecuali jika ia sedang mengincar teman sekantor sebagai calon 'orang rumah'.

Namun di balik kekurangannya, tak jarang kerja lembur justru menjadi harapan pekerja. Ketika seorang pekerja merasa pendapatannya tidak cukup, kadang-kadang mengandalkan kerja lembur sebagai satu alternatif untuk menambah penghasilan.

Tak jarang ada perusahaan yang berani membayar mahal bagi pekerja yang 'rela' bekerja lembur untuk menuntaskan pekerjaan. Bisa jadi volume pekerjaan terlalu besar dibandingkan jumlah karyawan. Dan hitung-hitungan biaya kerja lembur ternyata lebih menguntungkan dibandingkan merekrut tambahan karyawan.

Pilih Ngemil Asyik atau Sehat?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun