Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Mengenang Sebuah Kata Ajaib Zaman Orba

31 Oktober 2019   10:03 Diperbarui: 31 Oktober 2019   20:43 1200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: kompas.com/Raka Santeri

Sampai di sini, apakah Anda sudah bisa menebak, kata apakah yang saya maksudkan dalam tulisan ini?

Dari sebuah video yang menayangkan acara temu wicara yang berlangsung selama sekitar tujuh menit 30 detik, saya mendengar setidaknya 12 kali Bapak Pembangunan mengucapkan kata depan ini. Dua di antara 12 petikan kalimat itu saya jadikan contoh di bawah ini.

  1. "... untuk meningkatken produksi beras yang menjadi makanan pokok daripada rakyat kita ..."
  2. "... macem-macem intensifikasi yang kita lakuken mulai daripada Bimas, Insus ..."

Makna Menurut KBBI dan Badan Bahasa
Jika menilik Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), makna kata depan yang banyak diucapkan oleh mantan pimpinan kita dan telah saya berikan dua contohnya di atas adalah "kata depan untuk menandai perbandingan".

Sementara itu, Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau biasa disebut Badan Bahasa menyatakan bahwa kata ini termasuk dalam golongan kata depan. Badan Bahasa juga mengungkapkan bahwa kata tersebut digunakan untuk membuat perbandingan atau mengontraskan sesuatu. Namun dalam kenyataannya, penggunaan kata itu tidak selalu begitu.

Lebih jauh, Badan Bahasa juga memberikan dua buah contoh penggunaan kata ini secara tidak tepat. Begini dua contoh yang dikemukakan oleh Badan Bahasa:

  1. Tujuan daripada pertemuan ini adalah untuk mencari jalan keluar mengenai hal-hal yang belum terpecahkan pada pertemuan yang lalu.
  2. Kita harus selalu dapat memperhatikan keinginan daripada anggota.

Nah, sekarang sudah jelas bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun