Mohon tunggu...
ALFIYAH FAJAR ROSIDA
ALFIYAH FAJAR ROSIDA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Lili
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

jangan lupa like yaa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pelaku Usaha Mikro Kecil (Thrift) Saat Pandemi

10 September 2021   11:56 Diperbarui: 10 September 2021   11:57 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menganalisis Permasalahan Usaha mikro kecil(Thrift ) di tengah pandemi 

Baju adalah kain penutup atau pembungkus tubuh yang dibuat berdasarkan ukuran tubuh manusia agar menutupi tubuh mereka, dengan seiring berkembangnya zaman baju terus mengalami perubahan yang awal baju itu hanya sebuah kain tanpa dijahit, tapi sekarang kain dijahit dengan rapi dan bermacam macam modelnya mulai dari baju gamis, kaos, jas, hem, jaket dan yang baru ini yaitu crop top dan masih banyak lagi perkembangan fashion khususnya pada baju, tidak hanya model pada wanita saja yang berkembang, fashion baju  pria juga banyak model-model seperti kemeja yang sudah beragam baju baju koko dan masih banyak lagi. 

Baju baju bekas (thrift) ditengah pandemi saat ini banyak dicari atau diburu oleh kalangan muda mudi karena harga yang terjangkau dan ada beberapa merk ternama dengan harga miring dan tentunya kulialitas juga masih bagus, hanya saja baju tersebut pernah menjadi milik orang lain dan masih bagus lalu dijual kembali karena mungkin sudah tidak muat atau agar tidak terbuang sia-sia karena sudah bosan memakai dan mendapatkan perawatan yang baik sehingga masih terjamin kualitas pada baju.

Pelaku usaha Thrift saat ini juga berlomba-lomba untuk berkreasi dan berinovasi untuk melariskan dagangan mereka dengan cara yang unik-unik seperti sekarang ini yang sedang viral yaitu dengan media tiktok, tiktok saat ini juga bisa menjadi media pemasaran barang danganan karena sekarang banyak sekali penjual baju thrift yang memasarkan dengan media tiktok tetapi tetap dengan ciri khas mereka masing masing jadi  mereka membuat ide ide yang sangat kreatif dan menarik tentunya agar bisa menarik pembeli. Selain media tiktok yang saat ini viral, Instagram juga menjadi media pemasaran yang efektif karena dapat di upload dengan jangakauan yang luas, biasanya para online shop mengupload barang dangan di feed Instagram dengan sangat rapi, estetik, ada juga yang dengan tema tema lucu seperti belakang waktu ini boneka hewan yang sedang banyak dicari karena ada salah satu pengguna tiktok yang menggunakan tas dinosaurus sehingga boneka hewan itu yang dikemas dengan lucu bukan menyeramkan banyak dijadikan tema tema pada produk ataupun dibuat logo online shop untuk menarik pengunjung untuk melihat barang danganan mereka sehingga mereka tertarik saat melihat barang danganan online shop tersebut.

Indonesian saat ini dihadapan dengan masalah pandemi covid-19 yang sampai saat ini belum usai, PPKM ( Permberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang terus menerus diperpanjang hingga saat ini di daerah tertentu masih diterapkan karena angka posisif masih menunjukkan jumlah yang besar. oleh karena itu menyebabkan pelaku usaha mikro kecil dituntut kreatif, tidak boleh hanya mengandalkan pembeli secara langsung saat pandemi ini, penurunan jumlah pembeli sangat besar karena larangan pemerintah, yaitu mengurangi kegiatan diluar rumah, semua kalangan di anjurkan melakukan kegiatan dirumah atau work from home, jika memang bisa. usaha yang dilakukan dengan pemasaran secara online dilakukan oleh pelaku bisnis ditengah pandemi

Usaha yang dijalani oleh Nazila Vaudina (Narasumber) yaitu thirft atau baju bekas yang sudah di lakukan sejak awal pandemi sebagai kegiatan tambahan ditengah pandemi dan kuliah dari rumah, karena banyak baju yang masih bagus dan tidak terpakai oleh Nazila di kumpulkan dan di foto lalu dipasarkan dengan cara di upload di story WhatsApp sebagai langkah awal dan selanjutnya di upload di media sosial yang lebih luas jangkauannya yaitu Instagram.Tapi jangan khawatir karena pada postingan baju telah diberi deskripsi apakah ada yang minus pada baju tersebut lalu secara pemakaian juga disertakan agar tidak seperti pepatah yaitu "membeli kucing dalam karung". Usaha yang dilakukan Nazila menjual baju bekas itu berhasil dilakukan sehingga Nazila mengembangkan dengan membeli baju thrift yang dipaketkan dari luar kota dengan harga 250rb sudah mendapatkan baju thrift se ball dengan berat 100kg berbagai jenis tipe thrift ball ada tipe A,B,C tipe itu untuk menentukan barang barang bagus berapa persen ada barang yang mines berapa persen dalam satu karung/ball, dan untuk pengolahan baju itu biasanya di seterika asap agar licin dan kuman-kuman mati, lalu dipost di akun online shop.

Nazila mengatakan pada bisnis tentunya ada resiko yang harus diambil, seperti baju pada karung tidak sesuai tipe, contohnya waktu membeli dengan tipe thrift karung / ball A tetapi isi ball banyak mines dari pada baju yang masih bagus. dan pada bisnis thrift ini jika membeli barang tidak boleh menimbun banyak karena jika karung pertama belum terjual dan membeli karung berikutnya akan susah menjual isi karung pertama karena model baju terus berubah, dan kalau bisa menjual baju bekas harus tepat dengan model baju saat ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun