Kapan terakhir kali memakai seragam pramuka? Atau kapan terakhir kali aktif berkegiatan pramuka? Kenapa tertarik dengan dunia pramuka? Apa karena ada si dia? Ehhh ... kelepasan deh ...
Pramuka memang punya tempat tersendiri terutama kala menjajaki masa putih abu-abu. Semasa SMA, pramuka ini menjadi ekstra kurikuler (ekskul) wajib yang harus diikuti oleh seluruh siswa kelas X tanpa terkecuali.
Setiap jumat, sekolah akan ramai dengan mereka yang berlatih pramuka. Senior yang berasal dari kelas XI dan kelas XII lah yang akan memandu jalannya kegiatan tentu ada pendampingan juga dari pembina pramuka.
Ngapain aja si kegiatannya? Ada banyak kegiatan mulai dari baris-berbaris, tali-temali, sandi, semaphore, survival dan masih banyak lagi. Ditambah dengan kegiatan-kegiatan yang wajib diikuti dan mengharuskan untuk menginap mulai dari Penerimaan Tamu Ambalan (PTA), kemudian Persami, pengisian buku saku, dan lain-lain yang panjang kalau harus dijelasin satu per satu.
Jika ikut pramuka, hanya sekedar ikut atau menggugurkan kewajiban kesannya ya biasa aja. Beda sama mereka yang lagi menjajaki pesona, sembari mencari mangsa. Hehe bercanda ini si tergantung sama orangnya. Tapi memang ada yang berbeda ketika ada si dia ikut di pramuka, jadi ada manis-manisnya gitu, kan jadi semangat latihan pramukanya. Hehe
Kesan dari pramuka pun beragam dari yang suka, enjoy, males, dan perasaan lain yang menyelimuti benak pribadi masing-masing. Saya memilih untuk menjiwai pramuka, bukan karena ada siapa tapi karena akan banyak ilmu yang saya dapatkan.
Tidak hanya sekedar berseragam apalagi menggugurkan kewajiban, tapi bagaimana mengenal berbagai karakteristik orang. Belajar berorganisasi, mendalami berbagai materi dan bersosialisasi dengan banyak orang bonusnya ketemu jodoh atau minimal jagain jodoh orang.
Dari kurang lebih 350-an siswa kelas X hanya beberapa saja yang mau lanjut untuk aktif di pramuka. Tentunya tidak serta merta masuk begitu saja, serangkaian kegiatan disiapkan untuk menyambut Calon Dewan Ambalan (CDA). CDA inilah yang kemudian digodog, dijejali dengan ragam intruksi agar bagaimana nanti bisa meneruskan estafet organisasi sampai nanti dilantik jadi Dewan Ambalan (DA).
Ambalan di SMA N 1 Purwareja Klampok tempat saya sekolah dulu Namanya Ambalan Cut Meutia -- Imam Bonjol. Berbagai dinamika kami rasakan mulai dari susah, senang, sedih, nano-nano pokoknya. Dari personil yang jumlahnya masih banyak sampai adanya seleksi alam dan tinggal segelintir orang tak menjadi penghalang bagi kami yang ingin tetap aktif.