Mohon tunggu...
Lilian Kiki Triwulan
Lilian Kiki Triwulan Mohon Tunggu... Penulis - Always be happy

La vie est une aventure

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Bersahabat dengan Sampah di Tengah Pandemi

2 Juni 2020   14:13 Diperbarui: 3 Juni 2020   10:03 1331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roro Hendarti mengangkut sampah dari warga ke atas gerobak bermotor/Foto: Lilian Kiki Triwulan

Bank Sampah 'Sampah Sahabatku'

Roro Hendarti beserta para relawan sedang memilah sampah di Bank Sampah 'Sampah Sahabatku'
Roro Hendarti beserta para relawan sedang memilah sampah di Bank Sampah 'Sampah Sahabatku'
Setelah semua sampah selesai terkumpul, Roro membawa sampah-sampah tersebut menuju Bank Sampah yang berada di tanah lapang Desa Muntang. Bangunan yang menjadi tempat bernaungnya sampah-sampah organik ini diberi nama Bank Sampah 'Sampah Sahabatku'.

Gedung yang menjadi tempat berkumpulnya sampah-sampah anorganik dibangun oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang diresmikan pada Agustus 2017 dengan total anggaran senilai Rp 110 juta. 

Gedung tersebut tidak hanya sekedar gedung namun dilengkapi pula dengan fasilitas timbangan, mesin jahit, meja, kursi, fasilitas listrik dan ada etalase untuk memajang hasil kerajinan dari sampah yang terkumpul.

Di Bank Sampah inilah, Roro beserta relawan pegiat lingkungan yang merupakan masyarakat Desa Muntang memilah sampah sesuai jenisnya. Jenis sampah yang dikumpulkannya seperti botol plastik, gelas plastik, tas kresek, plastik putih, bungkus makanan, kertas, kardus, bungkus rokok, kotak susu, kaleng, seng, besi, sterofoam dan sampah anorganik lainnya.

"Itu sudah terpisah dari sampah organik, jadi tidak terlalu kotor dan lebih banyak yang bersih. kami juga mengumpulkan botol kaca, botol kosmetik, bekas sepatu, sandal, tas, bungkus minyak, bungkus sabun, sampo, pewangi diantaranya itu," kata Roro.

Setelah semua sampah terkumpul kemudian tugas selanjutnya adalah memilah dan membersihkan sampah anorganik. Sampah diolah sesuai dengan jenisnya, gelas-gelas minuman dibersihkan penutupnya, botol-botol dibuka penutupnya, label-label yang menempel dilepas satu persatu.

Setelah semua bersih dan sudah terpilah, kemudian ia jual kepada pengepul dan hasilnya dibagikan untuk warga yang sudah menyetorkan sesuai dengan berat dan jenis sampahnya. 

Tidak semua sampah anorganik tadi dijualnya, ada beberapa sampah yang diolahnya bersama masyarakat Desa Muntang menjadi kerajinan tangan.

Dapat Bantuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI

Gedung Bank Sampah 'Sampah Sahabatku' Desa Muntang/Foto: Lilian Kiki Triwulan
Gedung Bank Sampah 'Sampah Sahabatku' Desa Muntang/Foto: Lilian Kiki Triwulan

Walau di tengah pandemi covid-19, ia tetap berusaha mengelola sampah dengan tetap menggunakan protokol kesehatan pencegahan covid-19. Beruntungnya di desanya masuk dalam kategori zona hijau sehingga Roro bisa tetap mengolah sampah anorganik kering dengan aman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun