Mohon tunggu...
Lia Shoran
Lia Shoran Mohon Tunggu... Lainnya - Bacotholic

Berceloteh, tanpa ada lagi yang bilang 'li, suaranya kecilin dong'

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cemburu Sama Introvert Part 1

26 Mei 2020   11:13 Diperbarui: 26 Mei 2020   15:41 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menjadi pribadi yang humble, dan easy going tentu menjadi cita-cita banyak orang. Sebagian orang bahkan berusaha keras untuk memenuhi 'standar sosial' -yang gue ngga tau standar ini bener atau engga.

Orang introvert paham betul, bagaimana mereka harus mati-matian merelakan me time mereka -bercinta dengan dunia dan kepalanya sendiri, dan dipaksa ikut nimbrung ketika keluarga jauh mampir ke rumah. Ikut 'hahahihi' yang sangat melelahkan baginya, masih disisipi dengan omelan nyokap karena dianggap tidak bisa 'menyosial'.

Belum lagi tentang bullying yang kerap kali dilakukan lingkungan karena dianggap cupu dan tidak gaul. Sifat tertutupnya dan menelan sendiri hasil pikirannya membuat mereka dianggap inferior dalam masyarakat. 
Hingga ada ungkapan "Dunia ini didesain untuk orang-orang ekstrovert".
Diskriminatif sekali bukan?

Tapi bukannya bikin gue senang, pernyataaan ini justru membuat gue cemburu sebagai ekstrovert. Pasalnya, banyak tulisan ataupun video yang bertujuan memotivasi kaum introvert untuk bangkit. Sering kali gue merasa introvert kok semakin dianak-emaskan oleh dunia. Dimengerti semua inginnya. Lalu kemudian memaksa khalayak untuk memaafkan dan memaklumi hal negatif yang mungkin introvert lakukan.

In my humble opinion, justru hal ini akan memperparah keaadan. Pengistimewaan seperti ini akan membuat kaum introvert menjadi semakin ekslusif dan menjadi lebih sulit untuk beradaptasi dengan tuntutan di kehidupan sosial.
Well, mari kita pahami dulu dasar klasifikasi ekstrovert dan introvert.

Klasifikasi type kepribadian ini diungkapkan oleh seorang  psikiater Swiss dan perintis psikologi analitik bernama Carl Gustav Jungdi.

Pendekatan Jung terhadap psikologi yang unik dan berpengaruh luas ini, ditekankan pada pemahaman "psyche" melalui eksplorasi dunia mimpi, seni, mitologi, agama serta filsafat. Bagi Jung, kepribadian merupakan kombinasi yang mencakup perasaan dan tingkah laku, baik sadar maupun tidak sadar.

INTROVERT
Seorang introvert adalah orang yang cenderung menarik diri dari kontak sosial. Minat dan perhatiannya lebih terfokus pada pikiran dan pengalamannya sendiri. Seorang introvert cenderung merasa mampu dalam upaya mencukupi dirinya sendiri. Jung menguraikan perilaku introvert sebagai orang pendiam, menjauhkan diri dari kejadian-kejadian luar, tidak mau terlibat dengan dunia objektif, tidak senang berada di tengah orang banyak, merasa kesepian dan kehilangan di tengah orang banyak. Ia melakukan sesuatu menurut caranya sendiri, menutup diri terhadap pengaruh dunia luar.

Mereka tidak mudah percaya, kadang menderita perasaan rendah diri, karena itu mereka gampang cemburu dan iri hati. Ia mengahadapi dunia luar dengan suatu system pertahanan diri yang sistematis dan teliti (cenderung defensif), tamak sebagai ilmuan, cermat, berhati-hati, menurut kata hati, sopan santun, dan penuh curiga. 

Dunianya adalah suatu pelabuhan yang aman.Tempat tinggalnya (rumah) adalah yang teraman.Teman pribadinya yang terbaik. Karena itu tidak mengherankan orang-orang introvert sering tampak sebagai orang yang cinta diri tinggi, egois, bahkan menderita patologis. Salah satu tanda introvert pada diri seorang anak adalah reflektif, bijaksana, tenggang rasa, pemalu, bahkan takut pada objek baru. Sedangkan ciri introvert pada orang dewasa adalah kecenderungan menilai rendah hal-hal atau orang lain.

EKSTROVERT
Orang ekstrovert identik dengan berhati besar, bersemangat, hangat, dan empati. Jung berpendapat bahwa extrovert merupakan kecenderungan yang mengarahkan kepribadian lebih banyak keluar daripada ke dalam diri sendiri. Ekstrovert menikmati situasi sosial. Kemampuan mereka untuk membuat pembicaraan kecil membuat mereka tampak lebih sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun