Mohon tunggu...
lia Oktafiyanikaraswati
lia Oktafiyanikaraswati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Menulis adalah hoby yang menjadikannya karya abadi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dinamika Kehidupan di PedesaanMengalami Perubahan Sosial

21 Juni 2019   00:30 Diperbarui: 21 Juni 2019   00:35 3504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perubahan sosial merupakan fenomena kehidupan yang dialami oleh setiap masyarakat dimanapun dan kapanpun. Setiap masyarakat manusia selama hidupya pasti mengalami perubahan-perubahan dalam berbagai aspek kehidupanya. Yang terjadi ditengah-tengah pergaulan (interaksi) antara sesama individu warga masyarakat, demikian pula antara masyarakat dengan lingkungan hidupnya. Apabila Anda membandingkan kehidupan Anda sekarang ini  dengan beberapa tahun atau beberapa puluh tahun yang lalu, pastilah Anda merasakan adanya perubahan-perubahan itu. Baik dalam tata cara pergaulan antara sesama anggota masyarakat sehari-hari, dalam cara berpakaian, dalam kehidupan keluarga, dalam kegiatan  ekonomi atau mata pencaharian, dalam kehidupan beragama, dan seterusnya. Semua yang Anda rasakan itu juga dirasakan oleh orang atau masyarakat lain. Yang berbeda adalah kecepatan atau laju terjadinya perubahan itu, demikian pula cakupan aspek kehidupan masyarakat perubahan yang dimaksud. (Asnawi, Tahir,. Sulaiman Asang n.d.)

  • Dalam segi mata pencaharian

Contohnya : dalam segi perkembangan kehidupan masyarakat tani di sekitar kita atau di masyarakat pedesaan, dari segi mata pencaharian, dahulu masyarakat kita sangat  kental sekali dengan kegiatan pertanian, pada umumnya bertempat tinggal di daerah pedesaan. Para petani mengolah lahan pertaniannya berupa sawah atau kebun dengan alat-alat yang masih sederhana seperti cangkul, atau bajak yang ditarik oleh hewan untuk mengolah dan menggemburkan tanah mereka, sehingga waktu yang diperlukan untuk kegiatan pertaniannya lebih lama. Tetapi, coba kita melihat pada masa sekarang, para petani saja sudah merubah alat untuk mengelola sawa dan kebun mereka dengan alat yang lebih canggih, sehingga tidak memerlukan waktu yang lama. Alat-alat tersebut seperti traktor, alat penyemprot hama, demikian dengan bibit unggul dan pupuk yang sekarang sudah berbagai jenis pupuk. Perbedaan tersebut bisa dinamakan perubahan sosial bukan? Yang awalnya masyarakat sederhana sekarang sudah modern.

Kemudian, pada masa sekarang masyarakat tidak hanya menggantungkan hidupya dari hasil pertanian saja, ada juga menggantungkan ekonominya kedalam tempat wisata lokal yang berada di desa. Wisata tersebut berkembang  dan di buat oleh masyarakat sekitar untuk menarik wisatawan berkunjung pada desa mereka. Dari tempat wisata tersebut masyarakat bisa membuka usaha untuk mata pencaharian dan bisa menambah hasil ekonomi sehari-hari.

Dari masyarakat yang mengembangkan wisata di desanya, terjadi perubahan sikap terhadap masyarakat sekitar, karena para wisatawan yang datang dari berbgai daerah mempunyai kebiasaan serta pergaulan yang berbeda-beda. Hal ini menggambarkan perubahan sikap para masyarkat yang semula positif menjadi negatif seperti yang terjadi Di Desa Cihideung yang desanya menjadi tempat wisata daerah.

Tahap-tahap sikap masyarakat desa tersebut mulai dari euphoria, apathy, annoyance  dan  antagonism adalah sebagai berikut: (Gunawan, Hanifah,.Suryadi, Karim,. Elly, Malihah n.d.)

  • Euphoria. Dalam tahap ini, kedatangan wisatawan diterima dengan baik oleh masyarakat Desa Cihideung tersebut, mereka sangat senang bisa berinteraksi dengan para wisatawan yang berasal dari dalam maupun luar kota yang mamiliki taraf hidup yang lebih tinggi, dengan sejuta harapan bahwa akan meningkatkan kesejahteraan mereka.
  • Apathy. Pada tahap kedua ini, masyarakat menerima wisatawan sebagai sesuatu yang lumrah karena sudah terbiasa dengan kedatangannya, dan hubungan antara masyarakat Desa Cihideung dengan wisatawan didominasi oleh hubungan komersial dalam hal menjual bibit bunga dan membeli bibit bunga.
  • Annoyance. Pada tahap ketiga ini, titik kejenuhan sudah mulai tiba dan bahkan sudah hampir dirasakan oleh masyarakat Desa Cihideung, dan mereka mulai menyadari dan mulai merasa terganggu dengan kehadiran wisatawan. Karena mulai merasakan dampak negatifnya yaitu kemacetan, pengaruh gaya hidup yang negatif, kerusakan lingkungan dan kebisingan.
  • Antagonism. Pada tahap keempat, masyarakat Desa ini secara terbuka sudah menunjukkan ketidaksenangannya dan melihat wisatawan sebagai sumber masalah. Ketidaksenangan tersebut muncul akibat banyaknya dampak negatif yang dihasilkan oleh wisatawan sehingga menyebabkan terjadinya demonstrasi serta kegaduhan yang terjadi serta dilakukan oleh sebagian masyarakat Desa Cihideung.
  • Dalam segi pendidikan
  • Pada masyarkat pedesaan tidak terlalu mengenal dan tidak terlalu perduli dengan pendidikan, Karena keadaan sehari-hari masyarakat desa yang sebagian besar adalah tani, maka dalam masyarakat tidak terdapat pembagian kerja yang tegas. Para petani selain mampu bertani, juga umumnya mempunyai berbagai macam keterampilan, walaupun masih sederhana. Akibatnya produktivitas masyarakat dan pendidikan juga secara umum rendah.
  • Sekarang pendidikan sudah mulai penting dikalangan masyarakat pedesaan, banyak anak petani yang anaknya sukses lulus sarjana bahkan menjadi professor. Tetapi disamping sisi baik adajuga sisi yang kurng baik. Sekarang dengan kehidupan masyarakat menjadi makin rasional, karena luasnya pendidikan, serta eningkatnya orientasu komersil di kalangan warga masyarakat. Hubungan emosional mulai melemah, digeser leh hubungan rasional. Kepentingan diri sendiri bersama dengan keluarga menjadi prioritas dalam keidupan setiap keluarga. Orang-orang pun sudah mulai saling kurang memperhatikan kegiatan-kegiatan sehari-hari, dan akiatnya control sosial langsung makin lemah. Banyak masla-masalah yang timbul di kalangan mereka.
  • Dan sekrang dengan meningkatnya rata-rata pendidikan mengakibatkan semakin renggangnya hubungan kekluargaan, maka terjadi proses demokratis dalam kepemimpinan masyarakat. Pemimpinan yang diangkat tidak lagi didasarkan pada senioritas atau latarbelakang keturunanya. Tetapi sudah lebih banyak ditentukan oleh faktor pendidikan dan kemampuanya. Sering terjadi masalah-masalah antarwarga masyarakat yang tidak dapat lagi diselesaikan dengan musyawarah kekeluargaan di antara warga masyarakat, terpaksa harus diselesaikan melalui lembaga khusus seperti lembaga pengadilan. perubahan sosial yang dialami oleh masyarakat tani yang di contohkan di atas, akan berlangsung terus mengikuti perkembangan hidup masyarakat yang bersangkutan. (Asnawi, Tahir,. Sulaiman Asang n.d.)

Proses perubahan sosial dalam masyarkat sekarang dengan yang lalu yaitu melalui tiga tahap : (Gunawan, Hanifah,.Suryadi, Karim,. Elly, Malihah n.d.)

  • Penyesuaian masyarakat terhadap perubahan
  • Masyarakat biasnaya sangat peka terhadap perubahan yang terjadi di sekitarnya. Dan maysarkat menerima serta bisa menyesuaikan perubahan tersebut seiring dengan berjalannya waktu.
  • Saluran-saluran perubahan sosial dan kebudayaan
  • Pada proses interaksi antara satu orang dengan orang lain maka kebudayaan akan salur-menyalur seingga tejadinya perubahan budaya atau percampuran budaya.
  • Disorganisasi dan presepsi masyarakat di desa.
  • Perubahan sosial yang terjadi di masyarakat itu mengubah persepsi msyarakat yang tadinya mempunyai persepsi positif menjadi negatif, yang tadinya mempunyai persepsi yang kurang mengerti menjadi lebih mengerti dnegan adanya perubahan.

Kesimpulan:

            Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa d pedesaan mengalami perubahan yang sangat menonjol di lihat dari tahun ke tahun. Perubahan yang semula tradisional menjadi modern. Dalam segi mata pencaharian dan dari segi pendidikan perubahan sosial yang terjadi di pedesaan sangat terlihat, dari perkembangan masyarakat dan dari perspektif masyarakat juga bahwa perubahan membawa efek positif dan juga negatif terhadap masyarakat itu sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun