Mohon tunggu...
Leviana Putri
Leviana Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Untuk Tugas

Selanjutnya

Tutup

Money

Harga Minyak Goreng Melangit Membuat Masyarakat Menjerit

22 Januari 2022   15:15 Diperbarui: 22 Januari 2022   15:23 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pandemi Covid-19 menjadi penyebab utama harga minyak goreng terus meningkat. Harga minyak goreng sudah tiga bulan terakhir terus menanjak. Hal ini membebani rumah tangga hingga pelaku usaha, terutama di sektor mikro. Kenaikan ini tidak sebanding dengan pemasukan masyarakat. 

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri menyatakan bahwa turunnya pasokan minyak sawit dunia seiring dengan turunnya produksi sawit Malaysia sebagai salah satu penghasil terbesar. Alasan para produsen menaikkan harga minyak goreng karena tingginya harga harga minyak sawit mentah sebagai bahan baku.

Indonesia adalah produsen Crude Palm Oil (CPO) terbesar, namun kondisi di lapangan menunjukkan sebagian besar produsen minyak goreng tidak terintegrasi dengan produsen CPO. 

Dengan entitas bisnis yang berbeda, tentunya para produsen minyak goreng dalam negeri harus membeli CPO sesuai dengan harga pasar lelang dalam negeri. Akibatnya, apabila terjadi kenaikan harga CPO internasional, maka harga CPO di dalam negeri juga turut menyesuaikan harga internasional.

Harga CPO melonjak karena terbatasnya produksi di Malaysia, produsen utama dunia yang disebabkan oleh krisis tenaga kerja di perkebunan akibat pandemi dan cuaca. Selain itu, tren kenaikan harga minyak mentah juga mendukung harga CPO karena kelapa sawit digunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi biodiesel.

Produsen minyak goreng dalam negeri bekerja sama dengan pelaku usaha ritel modern mengalokasikan minyak goreng kemasan sederhana dengan harga Rp14.000. Adapun volume alokasi minyak goreng murah itu mencapai 11 juta liter yang didistribusikan ke setiap gerai ritel modern secara nasional. 

Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga mengatakan langkah itu diambil untuk menekan harga minyak goreng yang ikut terkerek akibat siklus komoditas minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) di pasar dunia. 

Adapun inisiatif minyak goreng murah itu dikerjakan oleh GIMNI bersama dengan Asosiasi Industri Minyak Makan Indonesia (AIMMI). Dua asosiasi produsen minyak goreng itu menggandeng Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) untuk memastikan distribusi minyak goreng yang dipatok seharga Rp14.000 di gerai ritel modern.

Hal ini tidak hanya terjadi pada minyak goreng kemasan sederhana. Pada minyak goreng curahy yang banyak dikonsumsi kalangan berpendapatan terbatas pun juga terjadi. Padahal Indonesia merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia. Data dari Kementerian Perdagangan menunjukkan terdapatk enaikan harga minyak goreng, baik minyak curah maupun kemasan, sejak 2020 hingga 2022. 

Dari datat ersebut, terlihat bahwa sejak Oktober 2021 harga minyak goreng baik kemasan maupun curah sama-sama naik secara signifikan, setelah merambat terus sejak tahun lalu. 

Tercatat, harga minyak goreng kemasan nasional meningkat dari Rp12.100 per liter pada Januari 2020 menjadi Rp18.200 per liter pada Desember 2021. Sementara itu, minyak goreng curah meningkat dari Rp11.600 per liter pada Januari 2020 menjadi Rp17.700 per liter pada Desember 2021.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun