Mohon tunggu...
Leumara Creative
Leumara Creative Mohon Tunggu... Chef de Cuisine

Seorang Kuli Wajan yang baru Belajar untuk Menuangkan secuil kisah dan pengalaman lewat tulisan, karena di semesta ini "TRADA YANG TRA BISA". Semoga karya tulisan ini menjadi harta yang tak pernah hilang ditelan zaman.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Paradoks Mencari Kebahagiaan

29 Maret 2025   18:26 Diperbarui: 29 Maret 2025   18:26 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mencari Kebahagiaan (Foto Credit: wirestock/freepik.com)

Pernah nggak sih, lo merasa kayak lagi main petak umpet sama kebahagiaan? Udah nyari ke mana-mana, tapi nggak ketemu juga. Rasanya kayak lagi nyari remote TV yang ternyata nyelip di sofa. Semakin kita kejar, semakin dia lari.

Kita sering mikir kalau kebahagiaan ada di ujung jalan---nanti kalau udah sukses, udah kaya, udah punya pasangan idaman. Tapi pas udah sampai di sana, kok kayak masih kurang aja? Nah, itu dia paradoksnya!

Kebahagiaan itu bukan soal destinasi, tapi soal gimana kita ngejalanin perjalanan. Nggak usah ribet nyari ke sana kemari, karena bisa jadi dia udah ada di depan mata.

Semakin Dicari, Semakin Kabur

Lo pernah nggak sih, makin kepikiran pengen bahagia, malah makin stres? Kayak lagi ngelupain mantan, tapi malah makin keinget terus. Itu karena kita sering banget nganggep kebahagiaan sebagai sesuatu yang harus kita dapatkan, padahal dia sebenarnya sesuatu yang kita rasakan.

Banyak orang ngerasa kalau mereka bakal bahagia kalau punya gaji gede, punya rumah mewah, atau hidup kayak selebgram. Padahal, berapa banyak orang yang udah punya itu semua tapi masih ngerasa kosong? Jadi, kalau masih mikir kebahagiaan ada di luar sana, bisa jadi kita cuma ngejar bayangan sendiri.

Coba deh lihat anak kecil main hujan-hujanan. Mereka nggak mikirin baju basah atau bakal kena flu. Mereka cuma menikmati momen itu sepenuhnya. Kita yang udah gede malah kebanyakan mikir, kebanyakan khawatir, sampai lupa gimana caranya menikmati hidup tanpa beban.

Hidup Itu Sendiri Udah Berarti

Kita sering banget terjebak sama pertanyaan, "Apa sih arti hidup ini?" Padahal, hidup itu sendiri udah penuh makna. Bukan soal nyari jawaban yang saklek, tapi soal gimana kita ngejalanin hari-hari kita dengan kesadaran penuh.

Makna hidup itu ada di tawa receh bareng sahabat, di obrolan tengah malam yang nggak jelas, di secangkir kopi yang bikin hari lo lebih chill. Nggak perlu pusing nyari "arti hidup yang besar," karena hal-hal kecil itu udah cukup bikin hidup lo berarti.

Kita sering ngerasa hidup kita nggak berarti kalau belum mencapai sesuatu yang "wah." Padahal, kadang yang paling kita ingat bukan momen-momen besar, tapi justru hal-hal kecil yang bikin kita ngerasa hidup lebih nyata.

Coba inget-inget, kapan terakhir kali lo ketawa lepas tanpa alasan? Kapan terakhir kali lo duduk santai menikmati angin sore tanpa kepikiran kerjaan atau masalah hidup? Itu semua bukti kalau hidup lo udah penuh makna, bahkan tanpa harus punya pencapaian besar.

Bahagia Itu Sederhana

Pernah denger kalau kebahagiaan itu kayak kupu-kupu? Kalau lo kejar, dia kabur. Tapi kalau lo duduk santai, dia bisa tiba-tiba hinggap di bahu lo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun