Mohon tunggu...
Lesterina Purba
Lesterina Purba Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Hidup hanya sebentar perbanyaklah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hal yang Paling Menyakitkan Perempuan Mempertaruhkan Nyawanya

27 Juli 2020   17:00 Diperbarui: 27 Juli 2020   17:03 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: alodokter.com

Selamat sore sobat kompasianer, semoga selalu sehat dan bahagia

Selamat datang kembali di tulisan saya. Kali ini topik mengenai perempuan perkasa. Menjadi perempuan adalah hal yang paling saya syukuri. Tapi ada juga yang paling saya takut dan trauma bahkan kalau bisa jangan terulang lagi.

Menikah adalah hal yang kita inginkan jika saat kita jomblo. Tapi setelah menikah pasti setiap pasangan menginginkan buah hati. Ketika itu selang satu bulan saya baru mendapatkan anugerah dari Sang Pencipta Bumi. 

Hal yang paling kami nanti karena umur saya saat itu sudah mencapai 30 tahun. Sembilan bulan kemudian dengan segala kehati-hatian menuruti saran bidan akhirnya sang buah hati mau dilahirkan ke dunia. Tapi perjuangan saya selama hamil tidak membutuhkan hasil. Saya rajin olahraga jalan, mengepel jongkok, bahkan minum minyak kelapa murni. Sang buah hati tidak bisa lahir normal terpaksa lewat jendela atau lahir caesar. 

Tak terbayangkan sebelumnya, padahal posisi anak saya bagus sudah di pintu rahim. Ternyata hanya mules saja yang saya rasakan dari setengah satu siang hingga Maghrib mulas terus. Bidan ketakutan anaknya keracunan ketuban jalan satu-satunya yah dilahirkan caesar. Perasaan saat itu campur aduk, ketakutan melanda saya. Hingga terucap kata:" Dok, jangan ketinggalan gunting di perut saya ya, seperti di TV itu loh,"

"Tenang saja Bu, rilex ya, jangan tegang takut nanti anaknya kenapa-kenapa." Dokter berpesan kepada saya dan tetap tenang.

Selama satu jam kemudian buah hati lahir sempurna tapi setelah keluar para dokter masih membersihkan ari-arinya, lebih lama dari pembelekan/ pembedahan melahirkan sang buah hati. Sempat juga merasakan mau tidur, tapi perawat melarang. Akhirnya operasi selesai baru saya tidak sadar.

Itu cerita anak pertama saya

https://hellosehat.com/
https://hellosehat.com/
Yang kedua tetap melahirkan caesar karena jarak terlalu dekat dengan si sulung. Yang kedua saya tegang , hingga perawat meningkatkan. Sama saja linu, sesudah operasi. Cuma sudah pengalaman, jika sudah sadar pelan-pelan kaki digerakkan. Sampai berusaha duduk tanpa bantuan orang lain. Keesokan harinya harus bisa jalan pelan-pelan.

Anak yang ketiga paling menyakitkan.

alodokter.com
alodokter.com
Setelah anak kedua berumurm6 tahun saya hamil lagi. Tapi sayang tidak berumur panjang. Janin say bertahan hanya 9 minggu akhirnya saya pendarahan. Gara-gara pikiran dan kecapaian. Yang paling menyeramkan saat kuret. Sebelum menuju ruang operasi saya diberikan obat perangsang. 

Nah karena ruang operasi penuh pasien saya akhirnya urutan terakhir. Selama menunggu giliran saya operasi , saya seperti lahiran normal. Selang beberapa menit mules kemudian mengucur darah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun