Mohon tunggu...
Sofi Lestari
Sofi Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - This is Me!

stay alive

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kerjasama Pers dan Masyarakat dalam Memerangi Hoaks

9 Februari 2020   14:55 Diperbarui: 9 Februari 2020   14:53 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: shutterstock

Pers merupakan salah satu bagian penting dalam perjalanan panjang sejarah Kemerdekaan Indonesia. Bom atom yang dijatuhkan di Nagasaki dan Hiroshima serta Kekalahan Jepang terhadap Sekutu, misalnya, diketahui para pejuang dari saluran radio. Bahkan, untuk memberitahu rakyat di seluruh penjuru Indonesia, pemerintah memberitakannya lewat media cetak dan radio.

Sebelum kita lebih lanjut, perlu diketahui dulu pers itu apa.  Dalam UU Pers Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers, Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan meyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia. 

Seiring perkembangan teknologi, kegiatan jurnalistik juga ikut berkembang. Kini masyarakat lebih mudah mendapatkan informasi dari layar smartphone dalam waktu singkat. Tidak perlu lagi menunggu terbit di koran ataupun tayang di televisi, semua tersedia dalam sekejap di layar HP.

Namun, dari kecepatan penyebaran informasi itulah banyak juga informasi hoax atau berita bohong ikut beredar. Ini merupakan salah satu tantangan besar para pegiat jurnalistik di masa kini. Apalagi penyajian berita yang begitu meyakinkan bahwa itu adalah benar dan akurat padahal kenyataannya itu adalah hoax.

Dalam Peringatan Hari Pers Nasional tahun 2020 ini, insan pers dan masyarakat diharapkan untuk bersinergitas memerangi penyebaran informasi hoax sehingga terciptanya masyarakat yang lebih hati-hati dalam menyaring informasi dan tidak mudah dalam menyebarkan berita hoax.

Untuk itu, rekan-rekan pers harus bekerja lebih keras dalam menyajikan berita yang sesuai data dan fakta dilapangan. Bukan hanya rekan pers, masyarakat pun juga dituntut harus lebih teliti dalam menyaring informasi agar tidak mudah percaya dengan hoax.

Apabila masyarakat tau bahwa informasi dari media tersebut adalah hoax, maka masyarakat menjadi tidak percaya kembali pada media tersebut. Walaupun kemudian memberitakan sesuatu yang benar, bukan hoax dan akurat masyarakat tidak akan mudah percaya dan malah akan berbalik menghujat. Mengerikan!

gambar : beritagar.id
gambar : beritagar.id
Nah, untuk mencegah hal itu terjadi, ada beberapa tips sederhana dalam mengidentifikasi bahwa berita tersebut adalah benar atau hoax, seperti yang dilansir oleh Kementrian Komunikasi dan Informasi berikut :

1. Hati-hati Dengan Judul Provokatif

Berita hoax seringkali menampilkan judul sensasional dan provokatif. Misalnya berita yang langsung menuding atau menuduh pihak tertentu.

Jika menemukan hal tersebut, ada baiknya mencari referensi berita serupa dari media resmi, kemudian bandingkan isinya apakah sama atau berbeda. Dengan demikian, setidaknya anda sebagai pembaca dapat memperoleh informasi yang lebih berimbang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun