Pembuatan Kartu ATM
Hari ini, aku baru saja mengurus kartu ATM baru khusus beasiswa bidikmisi. Ya, hal itu kulakukan karena sebelumnya aku hanya diberi buku tabungan, lantaran stok kartu habis.
Mau tidak mau aku harus menunggu beberapa jam, sebelum pembuatan kartu ATM. Beberapa hari sebelumnya, aku datang ke bank, tapi sudah ditutup. Padahal baru pukul 14.00. Maklumlah situasi masih belum aman karena Covid-19 ini. Dengan pasrah dan berat hati, aku pulang ke indekos.
Barulah hari ini, aku dapat giliran masuk. Itu pun pada urutan dua terakhir. "Huft syukurlah" , batinku. Dengan senyum merekah aku berjalan masuk ke dalam. Masker masih kukenakan sehingga tak ada yang melihat senyumku.
Kartu ATM berhasil dibuatÂ
Akhirnya, yang kutunggu-tunggu terwujud juga. Tak lupa aku meminta pejabat bank tersebut membuatkanku sebuah buku tabungan untuk ATM-ku yang lain. Pastinya bukan beasiswa bidikmisi.
Aku sudah tak tahan lagi karena dinginnya AC di ruangan tersebut. Sesekali bulu kudukku berdiri. Kutatap satu persatu orang yang ada di ruangan tersebut, mereka biasa saja. Tak merasakan dingin sedikitpun. Tulang-tulangku semakin nyeri saja. "Sabar Ley, sabar " ujarku dalam hati.
Dengan langkah agak cepat dan kepala tertunduk, aku berjalan keluar ruangan tersebut. Akhirnya, aku bisa bernapas lega.
Setibanya aku di luar, aku segera menuju mesin ATM. Sebenarnya, ada dua mesin ATM. Satunya di dalam ruangan dan satunya di luar. Aku merasa tak nyaman untuk menarik uang di luar. Kumemutuskan menunggu pria yang masih sibuk di dalam ruangan mesin ATM.
Ketika pria tersebut keluar, aku pun masuk. Aku merasa senang bercampur rasa gugup. Hal itu disebabkan karena ini kali kedua bagiku akan menarik uang beasiswa bidikmisi. Hehehe. "Hah! Kok seng bisa e" Kartu ATM tidak berfungsi. Aku masih penasaran. Kucoba sekali lagi. Hasilnya masih sama, tidak berfungsi. Aku pun menemui Pak Satpam dan bertanya padanya. Beliau mengatakan jika butuh waktu sejam barulah kartu ATM dapat digunakan. Syukurlah. Kukira kartu ATM-ku bermasalah. Hahaha.
