Jokowi menilai Putra Megawati dengan suami pertama Prananda Prabowo yang paling cocok menggantikan posisi Ketum PDIP Megawati. Jokowi tidak melirik Puan, mungkin ia merasa Puan tidak sehebat Prananda Prabowo. Atau mungkin kurang enak dengan Puan dan TK yang beberapa kali menolak Jokowi maju ke Pilkada DKI dan Pilpres 2014, karena ingin majukan Puan Maharani (dalam Pilpres 2014).
Seoerti yang saya ungkapkan dalam artikel saya,
Kubu PDIP Terbagi Dua, Satu Kubu Pro-Jokowi dan Satu Kubu Pro-Maharani
Kalo dalam hal mengurus kenakalan para pejabat DKI, Jokowi cukup mampu dan cukup wibawa untuk mengurusnya. Tapi dalam hal MACET dan BANJIR, masih belum kelihatan hasilnya.
Pada awalnya saya juga berpikir sebaiknya Jokowi menyelesaikan tugas sebagai Gubernur DKI dulu, baru berpikir maju ke Pilpres, ketika saya ajukan pikiran saya di artikel
TK Sebaiknya Jangan Terlalu Banyak Bicara Mengatasnamakan PDIP
TK dan Puan Sedang Melakukan “Pengusiran” Kader PDIP, untuk Meratakan Ambisi Tk Mendorong Puan Menjadi Capres
Kita lihat saja apakah bu Mega sanggup mengambil keputusan yang baik bagi PDIP, yang belum tentu baik bagi dinasti keluarga. kalau Mega tidak dapat memutuskan dengan adil, tak heran Mantan partai pemenang pemilu 1999 ini bisa kalah lagi. Saya bahkan sarankan Jokowi jadi Capres, bu Mega jadi Cawapres, baca
Group Partai mana yang akan memenangkan Pilpres 2014?
Kita lihat saja siapa yang akan menggantikan Mega sebagai Ketum PDIP, baru bisa prediksi kesempatan Jokowi Maju ke Pilpres 2014.