Mohon tunggu...
Humaniora

Syirik Sebagai Problematika Manusia Sepanjang Masa

21 Maret 2018   16:38 Diperbarui: 21 Maret 2018   16:43 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap disiplin ilmu, termasuk agama mempunyai pengertian yang berbeda antara satu dengan yang lain. Bahkan satu kata dapat mempunyai arti yang berbeda apabila ditinjau dari segi pengertian sehari-hari, hakiki, dan metafora. Hal yang sama dapat kita temua pada pengertian kata syirik. Syirik dapat berarti cemburu atau iri bila dipandang dari aspek sosiologi orang. 

Sering kali kita lontarkan kata-kata sindiran kepada orang lain atas apa yang mereka lakukan kepada kita, atau pencapaian yang kita atau orang lain dapatkan. Dalam kajian ilmu tauhid, syirik digunakan untuk menunjukkan makna perbuatan, anggapan, atau i'tikad untuk menyekutukan ALLAH SWT dengan perkara yang lain, seakan-akan ada yang lebih kuasa selain ALLAH SWT. Pengertian syirik dalam kajian ilmu tauhid inilah yang menjadi titik pusat dalam kajian-kajian keilmuan agama pada masa sekarang.

Menurut pengertian bahasa, syirik merupakan persekutuan atau bagian. Sedangkan perbuatan syirik adalah perkara yang menyekutukan ALLAH atau menciptakan tuhan-tuhan baru, bisa juga dengan membuat keyakinan bahwa tuhan memiliki jumlah. Dalam perkembangan saat ini, terdapat keyakinan akan wujudnya sekutu ALLAH, sebagai paham majusi. Penganut majusi mempercayai bahwa tuhan berwujud dua yang memiliki tugas masing-masing yaitu pencipta kebaikan dan pencipta keburukan. Segala bentuk amal perbuatan baik adalah kehendak tuhan baik, dan kebatilan atau keburukan adalah kehendak tuhan buruk. Ada juga menganggap tuhan hanya sebagai obyek untuk penyembahan saja. 

Cotoh penyembahan pada berhala-berhala yang dilakukan oleh bangsa arab kuno. Tidak diragukan lagi bahwa munculnya agama islam bertujuan untuk menyerukan kepada umat manusia untuk berjalan atau menuju ke sikap yang memiliki keilmuan tauhid dan menjauhi semua yang menjerumuskan kepada perilaku syirik dan mengesakan ALLAH SWT. Salah satu tujuan kilmuan tauhid yang dibawa oleh NABI MUHAMAD tidak serta merta hanya untuk mendapatkan sanjungan dari masyarakat awam. 

Problem yang dihadapi oleh NABI MUHAMAD adalah perilaku manusia yang sudah kehilangan harkat dan martabat kemanusiaan. Karena mereka tunduh dan patuh terhadap berhala-berhala yang mereka buat sendiri. Namun anehnya, kedatangan Nabi Muhammad untuk mengembalikan harkat dan martabat manusia sebagai mahkluk yang memiliki akal dan berkeyakinan, mereka anggap sebagai seseorang yang menentang kebudayaan yang sudah diwariskan oleh nenek moyang terdahulu.

Hal ini menunjukkan bahwa titik tekan dakwah islam ialah bagaimana supaya manusia bertauhid kepada satu keyakinan dan satu Tuhan secara benar. Sudah dijelaskan bahwa yang dihadapi oleh Nabi Muhammad ketika berdakwah adalah bagaimana mengubah manusia dari yang awal menganut banyak keyakinan kemudia menjadi satu keyakinan. 

Pada akhirnya, jelas bahwa perilaku syirik adalah perilaku menyimpang terhadap iman dan tauhid. Orang yang berbuat syirik mengetahui tentang adanya Tuhan sang pencipta alam semesta, yaitu Allah SWT, tetapi mereka menyekutukan dengan menyembah selain Allah, atau bahkan hanya menyembah sekutu-sekutu Allah tersebut. Dengan mempersembahkan syiar-syiar kebaktian kepada selain Allah SWT. Dengan mengetahui tentang keilmuan tauhid kita sebagai manusia yang memiliki keyakinan yang satu, hendaknya harus mengajak atau meluruskan sesame kita ke jalan yang sudah jelas-jelas benar dan berdasar Al-Quran dan Al-Hadits. Namun dengan cara yang sudah diajarkan oleh Nabi Muhammad yaitu dari hati ke hati, dengan kata lain tidak menggunakan paksaan ataupun ancaman kepada orang yang tidak satu keyakinan. Jadi bisa dikatakan lakukanlah sebelum engkau menyuruh orang lain melakukannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun