Mohon tunggu...
Lel
Lel Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Keberkahan Hidup dengan Konsumsi yang Baik dan Benar

16 Februari 2019   06:49 Diperbarui: 16 Februari 2019   06:58 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Dalam hidup, setiap individu akan mencoba untuk memenuhi kebutuhannya. Menurut Imam Ghazali, kebutuhan adalah keinginan manusia untuk mendapatkan sesuatu yang diperlukannya dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidupnya dan menjalankan fungsinya. 

Lebih jauh lagi, Al-Ghazali menekankan pentingnya niat dalam melakukan konsumsi, sehingga tidak kosong dari makna ibadah. Konsumsi dilakukan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Ekonomi Islam merupakan bagian dari bentuk usaha duniawi yang bernilai ibadah dan merupakan sebuah pengetahuan bagaimana menggali dan mengimplementasi sumber daya material untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan manusia, di mana sesuai dengan syariat Islam yang berkaitan dengan cara berproduksi, distribusi, dan konsumsi serta kegiatan lain dalam kerangka mencari ma'isyah (penghidupan individu maupun kelompok/Negara) sesuai dengan ajaran Islam dengan metodologis yang hanya bersandar pada nilai universal dan absolut yaitu Al-Qur'an dan Al-Hadits, meskipun dalam bentuk operasionalnya berupa ijtihad.

Ajaran-ajaran Islam menganjurkan pola konsumsi dan penggunaan harta secara wajar dan berimbang. Karena itu, Imam Al-Shatibi menekankan pentingnya mashlahah dalam aktivitas konsumsi, yaitu penggunaan atau pemanfaatan barang/jasa dengan memelihara prinsip dasar dan tujuan hidup manusia di dunia yang terhimpun dalam maqashid syariah (tujuan pelaksanaan syariah) yaitu untuk menjaga dan memelihara kehidupan, kekayaan, keimanan, akal dan keturunan. Sehingga kebutuhan barang/jasa yang pemanfaatannya adalah untuk mempertahankan kelima hal ini disebut mashlahah bagi manusia.

Kandungan mashlahah terdiri dari manfaat dan berkah. Demikian pula dalam hal perilaku konsumsi. Seorang konsumen akan mempertimbangkan manfaat dan berkah yang dihasilkan dari kegiatan konsumsinya. Konsumen merasakan adanya manfaat suatu kegiatan konsumsi ketika ia mendapatkan pemenuhan kebutuhan fisik, psikis, atau material. Di sisi lain, berkah akan diperolehnya ketika ia mengkonsumsi barang/jasa yang dihalalkan oleh syariat Islam.

Semua yang ada di bumi ini diciptakan untuk kepentingan manusia, namun manusia diperintahkan untuk mengkonsumsi barang/jasa yang halal dan baik saja secara wajar. Pemenuhan kebutuhan ataupun keinginan tetap diperbolehkan selama hal itu mampu menambah mashlahah atau tidak mendatangkan mudharat.

QS. Al-Baqarah (2) : 168

Artinya : "Wahai manusia, makanlah apa yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu."

Perintah pada ayat tersebut ditujukan kepada semua umat manusia dalam mengkonsumsi makanan yang telah Allah sediakan di muka bumi ini, yang halal dan yang baik. Makanan yang halal adalah makanan yang diperbolehkan untuk dikonsumsi menurut hukum agama Islam. 

Dan makanan yang baik adalah makanan yang tidak membahayakan bagi kesehatan tubuh. Allah juga memerintahkan agar tidak melakukan perbuatan buruk, perbuatan yang dilakukan syaitan, yang memang telah dilarang oleh Allah SWT.

Karena itu, orang mukmin berusaha mencari kenikmatan dengan menaati perintah-perintah-Nya dan memuaskan dirinya sendiri dengan barang-barang dan anugerah-anugerah yang diciptakan  Allah untuk umat manusia demi kemashlahatan umat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun