Mohon tunggu...
Lelaki Budiman
Lelaki Budiman Mohon Tunggu... -

Penulis buku Percakapan Diam-diam\r\nPercikan ide saya berloncatan di twitter @lelakibudiman\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sebelum Tuhan Mengambil Hartamu

24 Agustus 2011   21:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:30 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

#1

Sedekah itu Ajib bin Ajaib

Pada suatu malam beberapa bulan yang lalu, sehabis nonton di 21 Ambarukmo, keluar dari parkiran ban sepeda motor saya bocor. Cukup kebingungan juga malam-malam harus cari tukang tambal ban. Setelah keluar di Jalan Solo dan menuntun sepeda motor sejauh 500an meter, akhirnya saya menemukan tukang tambal ban. Seorang yang sudah (nampak) sangat tua dibandingkan usia sebenarnya. Sambil menunggu ban ditambal, saya sempatkan sambil ngobrol dengan si "Bapak". Dari obrolan itu saya tahu kalau beliau memang biasa kerja malam dan penghasilannya sungguh tidak menentu. Selesai menambal, dan saya tanyakan ongkosnya berapa, beliau menjawab Rp. 5000. Di dompet saya saat itu tersisa uang Rp. 10.000. Tanpa bermaksud sok kaya atau mau menjadi pahlawan, saya bayarkan dan tidak minta kembalian. Saya niat memberikannya sebagai ungkapan terima kasih sekaligus menghargai kerja keras seorang kepala keluarga yang rela bekerja semalam suntuk menjadi seorang tukang tambal ban. Bahkan saat itu pun tidak sedikitpun terlintas di benak saya, berharap balasan apapun dari Tuhan.

Esok paginya saya ke kantor. Menjelang siang saya dapat "proyek" membuat media pembelajaran dengan nilai nominal diluar dugaan saya. Saya juga tidak menyangka akan mendapatkan "proyek" itu karena saya pegawai baru.

Saya baru sadar, mungkinkah ini balasan dari Tuhan atas apa yang saya lakukan semalam ... Bayangkan Rp. 5000 dibalas Tuhan ratusan kali lipat. Subhanallah ...

Tapi sebagai manusia, terkadang saya terlalu"bodoh" dan tidak bisa mengambil pelajaran. Saya berpikir itu memang kebetulan dan tidak berpikir bahwa itulah balasan bagii orang yang bersedekah dengan ikhlas ... Tuhan akan membalasnya berlipat-lipat dengan cara-cara yang tak pernah kita duga.

#2

Di"paksa" untuk bersedekah

Tanggal 7 September kemaren sehabis berbuka puasa (dengan uang pinjaman dari seorang teman), saya memutuskan untuk tarawih di Masjid Syuhada. Ketika melewati lampu merah Teteg TUgu (Jl.PAsar Kembang dari arah barat), lampu masih hijau dan saya terus jalan. Hingga Lampu Merah Jl.ABu Bakar ALi Lampu juga pas IJo. Dengan tenang saya berjalan lurus. begitu sampai di bawah jembatan Kewek, tiba2 seorang Polisi menghentikan saya dan menilang saya dengan alasan saya melanggar lampu merah. Setelah berdebat sekian lama, akhirnya saya "terpaksa" mengikuti Pak Polisi ke Pos-nya, mau ga mau saya harus mengikuti karena SIM dan STNK saya ditahan. Sampai di pos, saya terpaksa membayar tilang sebesar Rp 20.000.

Keesokan harinya (8 September) , sehabis dari kantor saya memutuskan ke Shoping untuk membeli beberapa buku. Sepulang dari membeli buku saya putuskan untuk ke BNI Pusat di Barat Kantor Pos Besar, setelah menyeberang, eh ... kembali saya dihentikan oleh Polisi, Kena tilang lagi dengan alasan melawan arah. Kembali saya berdebat dan beralasan bahwa kenapa yang kena tilang cuma saya, padahal ada beberapa orang yang lewat jalan tersebut bareng saya. Kembali saya "nurut" ikut ke Pos dan membayar tilang Rp. 20.000.

Sepanjang perjalanan pulang, saya berpikir mungkin TUhan mengingatkan saya untuk rajin bersedekah. Saya juga baru sadar, bahwa saya punya Nadar untuk menyumbang sekian rupiah jika saya punya "rejeki" lebih. Ternyata Tuhan berkehendak lain, dengan cara-Nya, Tuhan meminta saya untuk memenuhi Nadar tersebut. Dengan cara yang sungguh aneh. Kena tilang dua kali dalam sehari semalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun