Mohon tunggu...
Leksi  Salukh
Leksi Salukh Mohon Tunggu... Swasta -

Menulis untuk mencatat Fakta yang terjadi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jalan Sengsara Menuju Amfoang, Kupang

23 Januari 2018   13:03 Diperbarui: 24 Januari 2018   18:21 1654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jalan menuju Desa Manubelon:

Suasana Jumat (27/2) pagi, di Kantor DPRD Kabupaten di Oelamasi, tepatnya Pukul 05:03, tak seperti biasanya, karena masih subuh, sebagian besar dari 35 wakil rakyat Kabupaten Kupang, Sekwan bersama staf sebagian besarnya terlihat di pintu masuk lantai I. Berdiri berkelompok kecil dua-tiga orang dan adapula empat-lima orang sambil bercakap, terdengar canda dan tawa sesekali.

Entah apa yang dibicarakan? Tidak dipastikan. Cuaca pagi itu pun, terlihat cerah seakan mendukung niat perjalan rombongan wakil rakyat Kabupaten Kupang, menuju wilaya Amfoang untuk melakukan bakti sosial (baksos) berupa pengobatan gratis dan penyerahan bantuan berupa beras, mie, buku tulis, dan obat-obatan kepada masyarakat yang mengalami bencana banjir, pada 23 dan 24 Januari lalu 2014.

Kurang 22 Menit tepat pukul 06.00 pagi, Staf Protokel Sekwan Maria Sau meminta semua yang sudah ada di depan pintu masuk lantai I Kantor DPRD untuk mengawalai perjalan dengan Doa bersama yang di pimpin Anggota DPRD Nimrot Jhoni Leka, seusai doa bersama, pukul 05:43 menit. Dengan perlahan rombongan beranjak dari lingkungan kantor DPRD Kabupaten Kupang menuju wilaya Amfoang dengan jalan beriringan.

Dua jam menempuh perjalanan berliku dari Civic Center melewati jalan berlubang, tepat Pukul 07.52, rombongan tiba di tempat istrahat pertama yang telah sepakti di Pantai Barate Desa Barate, Kecamatan Fatuleu Barat. Semua bekal yang di bawa rombongan dinikmati bersama. Suasana makan pagi bersama rombongan seperti bertamasyah.

Tak ketinggalan waktu istrahat dimanfaatkan oleh anggota rombongan untuk berfoto-foto bersama dengan berlatar belakang pemandangan Pantai Barate berpasir putih dan batu yang ada di tengah laut. Tepat pukul 08:20 menit perlahan Mobil Astrada yang ditumpangi VN bersama rombongan lain, sebagai mobil penujuk jalan perlahan memandu perjalan dari 14 mobil rombongan. Perlahan dari kali berukuran kecil sampai besar dan yang berjembatan maupun tidak berjembatan dilalui dan memasuki Desa Naitae melawati Kali Siumate yang lebar sekitar 400 meter. 

Setelah menyebrangi Kali Siumate,kKondisi jalan seperi jalan berlubang, berlumpur dan tergenang air tak bisa dihindari, namun dilewati oleh semua kendaraan, tapi ketika, tiba di lereng Gunung Putih yang ruas jalannya dipenuhi batu lepas berukuran besar dan berlubang dengan dasar tanahnya, Tanah liat mengakibatkan sebagian besar kendaraan rombong harus ditarik mengunakan kendaraan double gardan maupun spontan anggota rombongan laki-laki membantu menarik dan mendorong untuk melewati jalan terjal.

Aksi tarik menarik di tanjakan lereng Gunung Putih menuju puncak Gunung Putih yang pernah dia aspal pada masa kepemimpinan Bupati I. A. Medah, rombongan sempat tertahan kurang lebih dua jam, sejak pukul 09.37-10.40. Terlontar kalimat candaan dari anggota DPRD Kabupaten Kupang Daud Ullu di saat aksi tarik menarik kendaraan, "Kondisi jalan seperti ini, sama seperti Indonesia belum merdeka".

"Padahal saat ini Indonesia memasuki usia ke 70. Jika di ibartkan manusia maka sudah memasuki usia senja," katanya. Percakapan bernuansa canda mulai sambung menyambung dan Anggota DPRD Kabupaten Kupang Thome Dacosta spontan melontarkan kalimat, bahwa Amfoang perlu dimekarkan menjadi Kabupaten tersendiri, karena masyarakat sudah menderita berpuluh tahun dan jangan sampai masyarakat minta bergabung ke negara Timor Leste.

Jalan menuju Amfoang sudah memperihatinkan, masyarakat di sini sulit untuk melewati pada musim hujan, untuk itu satu-satunya solusi guna masyarakat keluar dari kondisi ini dan infrastruktur bisa diperbaiki mekarkan Amfoang," katanya disambung Wakil Ketua DPRD Deasy Foeh.

"Ini perlu komitmen dari anggota DPRD Dapil Amfoang agar terus berjuang bersama-sama sampai titik darah penghabisan terakhir, sesuai dengan pendapat fraksi PKPI saat paripurna penyampaiaan pendapat fraksi terdahap rencana pemekaran Kabupaten Amfoang menjadi kabupaten tersendiri," ucapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun