Mohon tunggu...
lex luthor
lex luthor Mohon Tunggu... mahasiswa

content writer

Selanjutnya

Tutup

Bola

Drama Kualifikasi Piala Dunia 2026: Ketika Pelatih Timnas Tumbang Setelah Kegagalan

12 September 2025   22:38 Diperbarui: 12 September 2025   20:45 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kualifikasi Piala Dunia 2026 (foto: visualnusantara.com)

Suasana di ruang rapat Federasi Sepak Bola Moldova (FMF) tampak suram. Serghei Clescenco, pelatih yang baru saja mengundurkan diri setelah kekalahan memalukan 1-11 dari Norwegia, duduk di kursi dengan pandangan kosong. Hasil tersebut bukan hanya membuat Moldova terpuruk di dasar klasemen, tetapi juga menjadi titik akhir dari harapan yang sempat membumbung tinggi saat ia pertama kali menangani tim tersebut pada 2021.

Moldova: Kehancuran di Tengah Harapan

Clescenco, yang pernah membawa Moldova ke Liga C Nations League dan hampir menembus play-off Euro 2024, kini harus menghadapi kenyataan pahit. Sebuah kekalahan telak yang memecahkan rekor buruk dan meruntuhkan semangat tim, membuatnya harus melepaskan jabatannya. 

Sebuah pengunduran diri yang terasa seperti akhir dari sebuah perjalanan yang belum selesai. Di luar sana, dilansir dari OLE777, para penggemar sepak bola Moldova merasakan kepedihan yang mendalam, bukan hanya karena kalah, tetapi karena mereka merasa tim yang penuh potensi itu dihancurkan oleh kelemahan yang seharusnya bisa diatasi.

Namun, itulah dunia sepak bola. Kekalahan yang tak terduga seringkali membawa konsekuensi yang berat. Begitu juga dengan kisah Timnas Venezuela, yang berada dalam situasi yang serupa.

Venezuela: Harapan yang Hancur dalam Laga Krusial

Sama seperti Moldova, Venezuela yang telah lama merindukan kesempatan tampil di Piala Dunia, kembali harus menelan pil pahit. Pada laga krusial melawan Kolombia, mereka hanya membutuhkan kemenangan untuk merebut posisi play-off. Namun, kenyataan berkata lain Venezuela harus kalah dengan skor 3-6. Di saat yang sama, Bolivia secara mengejutkan mengalahkan Brasil 1-0 dan merebut posisi play-off yang seharusnya menjadi milik Venezuela.

Federasi Sepak Bola Venezuela pun tidak tinggal diam. Dengan berat hati, mereka memecat Fernando Batista, pelatih yang baru menjabat selama 20 bulan. "Tujuan dalam siklus ini tidak tercapai," bunyi pernyataan resmi yang menandai berakhirnya perjalanan Batista. Kegagalan yang memicu perubahan, sebuah keputusan yang datang setelah harapan pupus di depan mata.

Peru: Perubahan yang Terlambat

Sementara itu, di Peru, sebuah cerita serupa juga terjadi. Oscar Ibanez, yang ditunjuk sebagai pelatih sementara, gagal mengangkat performa La Bicolor. Dari enam pertandingan yang ia tangani, Peru hanya meraih satu kemenangan, yang jelas tidak cukup untuk membawa mereka ke posisi yang diinginkan. Akhirnya, setelah tim berada di peringkat sembilan, hanya lebih baik dari Chile, keputusan untuk memecat Ibanez pun diambil.

Keputusan itu semakin memperpanjang penantian panjang Peru untuk tampil di Piala Dunia. Terakhir kali mereka tampil di turnamen sepak bola terbesar dunia itu adalah pada 2018, dan kini mereka harus memulai dari awal lagi, dengan harapan baru yang harus dibangun dari dasar.

Refleksi bagi Timnas Indonesia

Melihat kegagalan-kegagalan yang terjadi pada timnas-timnas lainnya, kita tidak bisa menutup mata terhadap kenyataan bahwa tantangan besar juga ada di depan mata Timnas Indonesia. Meskipun baru ditangani oleh pelatih baru, Patrick Kluivert, yang mendapat sambutan positif, harapan tinggi tetap menggantung pada tim Garuda. Tetapi, sepak bola tidak pernah menjanjikan jalan yang mulus.

Jika Timnas Indonesia gagal dalam kualifikasi Piala Dunia 2026, apakah akan ada perubahan? Jika hasil buruk datang, akankah kursi pelatih menjadi tempat yang tidak aman? Sejarah menunjukkan bahwa kegagalan di level kualifikasi sering kali berujung pada pemecatan pelatih. Kegagalan bukan hanya menjadi catatan hitam, tetapi juga menjadi pengingat bahwa dalam dunia sepak bola, tidak ada tempat untuk kesalahan yang berulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun