Mohon tunggu...
Find Leilla
Find Leilla Mohon Tunggu... Administrasi - librarian

seperti koinobori yang dihembuskan angin

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Facing My Giants

31 Mei 2016   15:49 Diperbarui: 7 Agustus 2021   13:27 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

‘Bersyukurlah. Jarang-jarang orang bisa begitu,’ ujar kakak saya di ujung telepon. Biasa, sesi curhat kakak-adik. Baru saja saya bercerita bertemu dengan seorang ibu saat berenang beberapa hari lalu. Ketika beristirahat di tepi kolam, tiba-tiba ibu itu menghampiri saya. Berbasa-basi sejenak kemudian dia berkata, ‘Ya, mbak, setiap orang pasti punya masalah. Tapi pinter-pinternya kita mengelola ya. Jangan dipikiri terus. Itu teman saya ada yang sampai linglung kayak orang gila.’ Waduh.

Ibu itu nggak salah. Tak ada satupun manusia, terhebat sekalipun malah, yang hidupnya benar-benar terbebas dari masalah. Nggak ada. Yang namanya persoalan kehidupan, besar kecil jalannya pasti mengalir seperti iklan. Jeda bentar, ada lagi kemudian. Uber-uberan. Sudah pasti begitu. Nah, saya salah satu yang bersyukur saat berada dalam masalah diijinkan bertemu dengan orang-orang tak dikenal yang menguatkan kepercayaan bahwa masih ada jalan keluar. Mungkin saat ini tak terlihat, tapi ada.

Belajar dari pengalaman pribadi saat mengalami masalah, berikut beberapa yang membuat bertahan :

Tidak menutup diri dari luar

Dalam pengertian meski sedang dirundung masalah, tetaplah membuka diri terhadap sesama. Kadang Tuhan mengijinkan kita bertemu dengan orang-orang tak terduga. Teman bukan, sahabat bukan, saudara juga bukan, tapi orang lain yang tak pernah kita kenal. Lewat percakapan sederhana, misalnya. Seperti pengalaman saya. Ini bukan pertama kali terjadi. Pernah satu kali yang menegur saya malah tukang tambal ban atau tukang parkir kendaraan. Sederhana saja kata-katanya, tapi jika saya cermati lagi, sebenarnya saya tak sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang juga dirundung banyak-banyak masalah, tapi mereka tetap percaya. Percaya bahwa selalu ada hikmah dibalik persoalan yang ada. Kadang telinga kita harus banyak mendengar kalimat ini saat dirundung masalah.

Bermasalah bukan berarti tak berdaya


Pernah saat sedang mengalami patah hati, seorang teman mengalami hal yang sama di waktu yang sama pula. Sebenarnya bisa saja saya cuek menghadapinya, secara saya juga sedang dalam keadaan terluka. Tapi saya mencoba melakukan yang sebaliknya. Saya datangi dia untuk berbicara. Hanya mendengar, tak memberi jalan keluar. Saat percakapan berakhir, saya tepuk pundaknya dan berkata padanya,’ Kamu orang baik, Le. Kelak orang baik akan bertemu dengan orang baik juga.’ Sesudah itu saya meminta teman-teman untuk menghiburnya. Kami nonton bersama. Makan bersama. Di satu sisi saya seperti menyembuhkan diri sendiri. Dan tiba-tiba semuanya menjadi hidup kembali. Semua nasihat yang saya berikan padanya seperti berbalik kembali. Ada kekuatan dan pengharapan baru. Nggak percaya? Cobalah.

Me time, perlu

Saat benar-benar berduka, ambilah waktu untuk memanjakan diri sendiri. Nggak perlu memanjakan diri dengan barang-barang yang mahal, yang penting kualitas waktunya memang benar-benar untuk diri sendiri saja. Nonton, misalnya, nyalon, menulis, berkunjung ke perpustakaan umum, jalan-jalan, berenang, atau menepi di tepi pantai seperti kebiasaan kakak saya. Sepele, tapi perlu.

Miliki teman, jangan sendirian

‘Yaampun, Mbak, tau gitu dari kemarin ketemu Mbak aja.' Saya tersenyum menatap wajahnya. Saat sedemikian payah menanggung masalah, selain berdiam diri dan mengambil waktu berdoa, saya bersyukur dikelilingi teman-teman yang baik yang bersedia menemani kapan saja. Tak hanya secara fisik menemani, namun kadang saat benar-benar sendiri tiba-tiba hape berbunyi. Ada yang tau-tau mengajak ngobrol dari sore hingga dini hari. Lumayan. Yang tadinya mau menangis semalaman jadi batal. Satu hal, teman nggak perlu banyak. Biar sedikit asal kualitas pertemanannya selalu dijaga. Sehingga saat kita sedemikian payah, ada bahu tempat kita bersandar dan bisa mencurahkan segalanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun