Mohon tunggu...
Kang Chons
Kang Chons Mohon Tunggu... Penulis - Seorang perencana dan penulis

Seorang Perencana, Penulis lepas, Pemerhati masalah lingkungan hidup, sosial - budaya, dan Sumber Daya Alam

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Quo Vadis Akuakultur Nasional Pasca-Covid?

29 Mei 2020   21:21 Diperbarui: 29 Mei 2020   21:16 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : agrowbis.com

Ketiganya menunjukkan adanya trend penurunan terutama memasuki masa pandemik Covid-19. Bahkan pada periode Januari - Maret 2020, market demand Tiongkok terkonfirmasi nol, meski sejak April mulai kembali terbuka.

Bicara market demand dalam negeri, sejak pemberlakuan kebijakan PSBB juga memberikan tekanan kuat terhadap rantai suplai produk perikanan dalam negeri khususnya pada sub sektor akuakultur.

Kebijakan social distancing telah memicu off line market seperti ritel, restaurant, hotel dan pasar konvensional tutup. Imbasnya supply chain terganggu terutama di sentra-sentra produksi akuakultur.

Kita tahu bahwa market adalah faktor pembatas dalam mata rantai bisnis terutama di hulu. Terganggunya demamd dipastikan akan memicu over supply, stabilitas harga, dan pada akhirnya akan memicu inefisiensi produksi yang tinggi.

Kondisi ini memang faktanya terjadi hampir di seluruh daerah. Over supply memicu harga komoditas turun pada kisaran 30%-40%. Belum lagi tingginya biaya input produksi dan logistik juga memicu biaya produksi naik cukup signifikan.

Disparitas nilai yang diterima dengan yang dikeluarkan menjadi penyebab utama nilai tambah menurun drastis dan pada akhirnya memperdalam tekanan terhadap nilai tukar pembudidaya ikan (NTPi) sebagai salah satu indikator struktur ekonomi pembudidaya terutama berkaitan dengan daya beli.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada periode triwulan 1 tahun 2020 nilai NTPi terus mengalami penurunan dan pasa April 2020 nilai NTPi tertekan sangat dalam yakni pada angka di bawah 100 (99,02).

Kalau penulis analisis berdasarkan peta masalah, maka kesimpulan menurunnya kinerja sub sektor akuakultur di masa pandemik ini lebih dominan disebabkan karena terganggunya demand di hilir.

Tekanan kuat terhadap makro dan mikro ekonomi pada sub sektor akuakultur menjadi catatan penting untuk menentukan langkah langkah konkrit dalam menjaga stabilitas ekonomi pada sub sektor ini.

New Normal, Bagaimana Menyikapinya?

Wacana Pemerintah untuk mulai secara bertahap melonggarkan kebijakan PSBB dan mempersiapkan pada kondisi kenormalan baru atau new normal, memang kalau dalam konteks ekonomi diharapkan akan membuka sumbatan cash flow ekonomi nasional. Pada sub sektor akuakultur tentu diharapkan akan membuka sumbatan yang berkaitan dengan supply chain, terutama terbukanya demand bagi produk akuakultur nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun