Dan Ramadhan pun berlalu. Tidak ada perjumpaan terindah kecuali berjumpa dengan Bulan Ramadhan. Sekaligus tidak ada perpisahan yang mengharukan terselip kesedihan kecuali berpisah dengan Bulan Ramadhan.
Disebut perjumpaan terindah karena Bulan Ramadhan seringkali menjadi pemompa semangat umat Islam untuk lebih giat beribadah. Mereka mengejar berbagai kebaikan dan berharap ampunan.
Dan disebut perpisahan yang mengharukan karena Bulan Ramadhan yang setahun sekali datangnya ini belum tentu kita akan menemuinya lagi. Syawal sebagai bulan setelahnya. Apakah bisa meningkatkan amal. Minimal mengamankan dan mengistiqomahkan semua amal kebaikan Ramadhan yang indah itu.
Menyalurkan zakat maal kepada yang berhak. Berbagi kepada sesama yang lebih membutuhkan. Meningkatnya adrenalin keshalehan serasa seiring berjalan. Kegiatan umat Islam yang berkenaan dengan muamalah dan urusan ubudiyah saling mendorong dan melengkapi.
Meningkatnya semangat ibadah dan berderma merupakan energi positif yang bersumber dari Ramadhan. Masyarakat memiliki dorongan lebih kuat untuk menunaikan ibadah bersifat ritual. Juga berkeinginan lebih dalam ibadah sosial.
Tentu kita juga berharap kebaikan-kebaikan selama Ramadhan tak putus seiring berakhirnya Ramadhan. Bulan Ramadhan merupakan prosesi awal dari 11 bulan berikutnya. Bagaimana Allah SWT menguji kita.Â
Apakah kebiasaan amal shaleh di Bulan Ramadhan masih dapat kita pertahankan. Bahkan seharusnya semakin meningkat. Dengan demikian, kebaikan itu berlanjut pada bulan-bulan berikutnya hingga Ramadhan datang kembali. Begitu seterusnya ...
