Mohon tunggu...
Kosmas Lawa Bagho
Kosmas Lawa Bagho Mohon Tunggu... Auditor - Wiraswasta

Hidup untuk berbagi dan rela untuk tidak diperhitungkan, menulis apa yang dialami, dilihat sesuai fakta dan data secara jujur berdasarkan kata hati nurani.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Benarkah Ada Mafia Bola Liga 1 Indonesia

4 Desember 2018   13:04 Diperbarui: 5 Desember 2018   15:48 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Entah benar atau tidak, tak seorang pun tahu. Entah itu fiksi atau non fiksi, tidak ada yang menduganya. "Dalamnya laut bisa diduga, dalamnya hati manusia tidak ada yang bisa menduga kendati dalamnya hati seorang anak manusia tidak sedalam laut yang paling dangkal sekali pun". Paradoksal pernyataan ini lahir dari berita-berita yang beredar terutama dalam media sosial tentang adanya dugaan mafia bola pada Liga 1 Indonesia.

Penulis tidak tahu persis, siapa yang memulainya. Tidak juga tahu, siapa yang menaburnya sehingga bagaikan bola liar atau benang kusut yang menghantui persepak-bolaan kita.

Sesungguhnya, sadar atau tidak, akui atau tidak bahwa gelora kebangkitan persepakbolaan kita mulai menggelagar mengguncang langit-langit persepakbolaan dunia adalah ketika PSSI bisa mendatangkan orang hebat, pelatih kelas dunia dari Spanyol "Luis Milla". Waktu kerjanya Luis Milla memang tidak panjang apalagi awet untuk menangani Timnas sepak bola kita. Memang bangsa kita sedang haus ingin merasakan juara di dunia sepak bola. Menang saja sudah sangat menghebohkan. Tidak penting itu Timnas usia berapa pun.

Sayang beribu sayang, apa yang coba ditata Luis Milla mendapatkan tantangan tidak sedikit bahkan Luis Milla harus terhenti di tengah jalan. Penulis juga tidak tahu persis apa yang menyebabkannya. Namun dari berita-berita yang penulis baca bahwa Luis Milla meminta honorarium yang terlalu tinggi dan PSSI tidak mau membayarnya. Belum lagi katanya pembayarannya tidak lancar. 

Kita tidak tahu. Mana berita yang benar. Namun, kita harapkan PSSI berbenah agar prestasi sepak bola kita di tingkat nasional bisa bangkit seiiring dengan euforia kemenangan, kegembiraan para penggila bola di seluruh Nusantara.

Di tengah berbagai pembenahan pihak yang terkait langsung dengan persepakbolaan Indonesia, muncul isu yang tak sedap. Bisa saja mematikan kemajuan dan prestasi sepak bola kita dari tingkat lokal hingga nasional.

Isu itu tidak main-main. Langsung menohok "jantung" sepak bola kita. Dugaan mafia di Liga 1.

Wah, sungguh-sungguh tamparan yang maha dahsyat. Kita berharap para pihak bisa menelusurinya secara jelas dan memberitakan kepada seluruh anak negeri agar dugaan dan kecurigaan negatif tidak terus menghantui wajah persepakbolaan kita.

Hendaknya tim investigasi indenpenden atau pihak berwajib dengan ketulusan meneliti, menyelidik agar dugaan itu tidak terus menggelinding, yang akhirnya merugikan sepak bola kita secara keseluruhan. Apalagi Liga 1 merupakan persemaian yang paling sahih bagi prestasi dan kualitas Timnas sepak bola kita. Apabila Liga 1 sudah dikotori dengan dugaan permainan kotor maka kualitas Timnas tidak akan bisa bersaing dengan Timnas lainnya dibelahan Asia Tenggara, Asia apalagi Dunia.

Penulis tidak percaya akan dugaan mafia. Penulis juga belum percaya bahwa memang tidak ada mafia dalam persepakbolaan kita. Penulis hanya berharap agar dugaan mafia itu memang tidak benar-benar ada sehingga prestasi dan kualitas sepak bola akan sangat ditakuti di tingkat Asia Tenggara paling kurang. Jika benar-benar terjadi, memang patut disesalkan. Semua yang terlibat harus diambil tindakan tegas dan dihukum seberat-beratnya untuk menimbulkan efek jera.

Dengan demikian, kita boleh menyaksikan kemajuan sepak bola kita mulai dari daerah hingga nasional. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun