Mohon tunggu...
Laurensia A
Laurensia A Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Hidup pada Tiga Zaman

23 Januari 2018   22:54 Diperbarui: 23 Januari 2018   23:37 962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Masih teringat jelas masa-masa saat saya menjadi siswa sekolah dasar, sekitar awal tahun 2000, bagaimana telepon rumah menjadi media yang paling sering digunakan untuk menelepon teman baik hanya untuk menanyakan suatu hal, menjaili teman, hingga curhat panjang lebar berjam-jam. Ataupun memori ketika saya pergi ke rumah teman saya demi meminjam sebuah catatan sekolah untuk ujian. Belum lagi harus mencari warung fotokopi.

Pemandangan demikian rasanya sudah sangat jarang kita temui dalam dunia kita saat ini. Ketika seseorang ditanya "Berapa nomor telepon kamu?" maka kebanyakan orang akan lebih memilih untuk memberikan nomor handphonenya dibandingkan nomor telepon rumah. Pun rasanya juga tidak ada lagi istilah meminjam catatan pada anak sekolah saat ini. Segalanya serba dimudahkan. Cukup dengan menggunakan fitur foto yang ada pada telepon genggam maka catatan teman langsung didapatkan. Bahkan cukup dengan menggunakan berbagai aplikasi komunikasi yang ada di genggaman maka catatan tersebut akan dengan mudahnya dibagikan kepada banyak orang. 

Perbedaan tersebut sangat menggambarkan bagaimana teknologi berkembang dengan begitu pesat. Telepon genggam hanya salah satu contoh dari banyaknya teknologi yang ada saat ini. Semakin hari perkembangan teknologi semakin bertambah pesat. Misalnya, sebuah fakta bahwa sebentar lagi koneksi 4G yang baru muncul baru-baru ini, akan segera tergantikan dengan 5G yang diklaim memiliki koneksi yang lebih cepat. Kemunculan teknologi terbaru pasti akan selalu menawarkan inovasi-inovasi yang menarik yang membuat orang tergiur untuk menggunakannya.

Tidak ada yang salah dengan kemajuan teknologi yang selalu berusaha untuk memudahkan kehidupan manusia. Meski demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan ini akan memunculkan berbagai permasalahan baru, bahkan yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. Salah satunya, banyaknya berita hoax ataupun ujaran kebencian yang bertebaran di dunia maya dengan kehadiran berbagai macam media sosial. Atau dalam contoh lain misalnya, ketika fitur GPS yang ada pada telepon genggam dimanfaatkan oleh berbagai pihak. 

Pernahkan anda mengalami ketika berada di suatu pusat perbelanjaan tertentu dan kemudian tiba-tiba mendapatkan informasi berbagai promo di tempat tersebut? Dalam beberapa hal GPS dapat digunakan untuk tujuan yang baik, misalnya berbagi lokasi dengan orang lain, namun juga tidak menutup kemungkinan akan banyaknya penyalahgunaan dari fitur GPS tersebut. Padahal, hampir semua orang selalu membawa telepon genggamnya kemanapun ia pergi. Bahkan ada beberapa ungkapan "lebih baik pergi tidak membawa dompet dari pada pergi tidak membawa telepon genggam". 

Kehadiran teknologi selain telepon genggam pun juga membawa berbagai dampak. Mulai dari kehadiran robot ataupun kecerdasan buatan yang dikembangkan untuk menyamai kemampuan manusia hingga kecanggihan human cloningserta Human Immortality Project(HIP). Kecanggihannya sungguh begitu menggiurkan.  Namun, jika ditarik lebih dalam maka akan ada banyak permasalahan baru yang akan ditimbulkan. Mungkin sudah banyak disadari munculnya dampak seperti perubahan struktur demografis hingga bertambahnya jumlah pengangguran karena manusia akan tergantikan dengan robot yang lebih efisien, tersistem dan terpercaya. 

Namun, pernahkan terpikir bagaimana efek yang lebih serius dengan kemunculan teknologi ini? Bagaimana jika kemunculan teknologi ini akan mengubah cara manusia memaknai sebuah kehidupan? "Ah, kapan-kapan saja toh saya hidup abadi di dunia ini. Saya bisa mencetak diri saya sendiri sebanyak yang saya mau." dan berbagai macam makna lain yang mungkin akan muncul. Banyak film-film futuristik yang menggambarkan bagaimana teknologi dimasa depan dengan serenteng permasalahannya. Dan bukan hal yang tidak mungkin jika cerita pada film tersebut akan menjadi pengalaman manusia secara nyata nantinya. Bukankah menjadi hal yang mengerikan apabila kehidupan seseorang berada pada tangan teknologi?  

Pertanyaan selanjutnya, lantas bagaimana seharusnya kita menyikapi hal tersebut. Haruskah berdiam diri dan menutup mata dengan teknologi?  Atau lebih baik menikmati segala kecanggihan yang ditawarkan oleh teknologi? Atau justru berusaha melawan perkembangan teknologi yang cepat ini? Kiranya tidak mungkin jika kita menolak untuk mengikuti perkembangan teknologi dan menjadi manusia tertinggal. Namun, betapa tidak bijaknya jika hidup ini dibiarkan begitu saja hanyut dan bergantung dalam buaian teknologi.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun