Indonesia sekarang menjadi salah satu negara di Asia yang memiliki rasio kematian tertinggi, namun juga memiliki rasio kesembuhan tinggi yang memberi kita harapan untuk bertahan.Â
Situasi virus corona di Indonesia telah menyebabkan Pemerintah menghimbau warga Indonesia untuk tinggal di rumah dan menghindari publik, terutama jika mereka memiliki gejala seperti batuk, demam, atau sesak napas.
Mengenai sekolah dan perkuliahan, penutupan sekolah dan universitas telah dilakukan sejak Maret. Penutupan lembaga pendidikan masih dilakukan sampai sekarang. Oleh karena itu belajar di rumah atau kos di masa-masa sulit seperti ini mungkin tampak sulit, dan memang seharusnya demikian.Â
Banyak siswa menghadapi perubahan mendadak dalam rutinitas dan kehidupan sekolah mereka, salah satunya adalah harus beralih ke pembelajaran online secara tidak terduga. Dengan demikian dapat dimaklumi bahwa banyak orang merasa sulit untuk mempertahankan tingkat produktivitas yang sama dengan yang mereka miliki sebelumnya.
Selama adanya himbauan untuk tetap tinggal di rumah, saya mendapat tanggung jawab tambahan. Pada awalnya, seperti semua pelajar pada umumnya, saya pun merasakan kesulitan untuk beradaptasi.Â
Bagi saya, melakukan kegiatan belajar mengajar di kampus lebih menyenangkan daripada di rumah. Namun hari demi hari pun berlalu, akhirnya saya mulai terbiasa untuk menjalani kegiatan harian di rumah.
Dengan belajar di rumah, saya memiliki banyak waktu luang untuk melakukan kegiatan di rumah. Biasanya waktu luang tersebut dimanfaatkan untuk membantu pekerjaan rumah, dan melakukan kegiatan yang belum pernah dilakukan sebelumnya, seperti belajar memasak dan belajar bermain gitar.
Di antara kegiatan-kegiatan baru yang saya lakukan, membuat masker merupakan kegiatan yang cukup berkesan bagi saya. Setelah menonton video-video tutorial membuat masker yang ada pada kanal YouTube, saya pun tertarik untuk mencoba membuat masker dikarenakan pembuatannya cukup mudah daripada yang saya bayangkan.
Membuat masker membutuhkan mesin jahit. Kebetulan saya mempunyai mesin jahit di rumah dan masih sangat bagus. Sebelum membuat masker, pastinya saya harus bisa menjahit terlebih dahulu. Setelah memahami mesin jahit, saya pun mencoba membuat masker.
Pertama-tama memang terdapat beberapa banyak kekurangan, tetapi kekurangan tersebut berkurang setiap kali saya mencoba lagi. Seluruh proses dari awal hingga akhir begitu saya nikmati sehingga saya tidak bosan untuk mencoba lagi dan lagi. Masker-masker yang telah jadi tidak digunakan secara pribadi, namun dibagikan ke lingkungan RW sekitar tempat tinggal.