Mohon tunggu...
Humaniora

Memperbaiki Pola Pengasuhan Anak

14 November 2017   01:32 Diperbarui: 18 November 2017   13:09 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Permbahasan mengenai LGBT. Sebagai seorang orang tua hendaknya cara asuh anak diperuntukkan oleh orang tua harus dipelajari. Bertahun-tahun pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua terlalu abai, pingsan, orang tua bahkan tidak mengetahui apa yang harusnya dipelajari. Apa hasilnya? Yang pertama cara untuk mendidik anak laki-laki salah total sejak dini, yang kedua cara bicaranya panjang sekali itu yang disebut korup. Apa sih korup itu? Yaitu hal yang menimbulkan anak-anak yang lemah jiwanya, lemah berfikirnya, lemah dalam kemampuan memilih, lemah dalam mengambil keputusan. Hal tersebut penting bagi kehidupan, Berfikir Memilih Mengambil keputusan (BMM). Kemampuan berfikir sudah memang tidak diperhatikan dalam pengasuhan orang tua terhadap anak. 

Akal tidak sempurna digalih terhadap anak karena cara bicaranya tersebut, hal itu meminta, meremehkan, membanding-bandingkan, menyalahkan, mencap suatu hal itu yang dinamakan dengan korup. Yang pertama kesalahan pengasuhan anak laki-laki, kenapa? Karena sebetulnya anak laki-laki itu otaknya beda, seperti kalau mau bertanya perbedaanya tanyakan kepada dokter yang pribadi saya ketahui hanyalah seorang dokter karena dokter mengatakan "kiri itu lebih banyak, lebih kuat. Kanan lebih kuat" tapi sambungannya antara kedua belahan otak kiri kanan lebih tebal diri kita, maka kalau diri kita mengalami permasalahan dalam hal pikir diri kita masih bisa berfikir. 

Yang kedua cara berfikir yang otak kiri tidak dibangunkan karena seorang ayah kurang berperan dalam pengasuhan, yang ketiga yang pertama mulai dari anak laki-laki salah asuh, salah asuhnya karena ayahnya tidak berperan dalam pola asuh. Jadi hal tersebut harusnya dipelajari dengan betul-betul. Seorang anak laki-laki tidak disiapkan sesuai otaknya bahwa anak laki-laki seorang hamba Allah yang taqwa neraka harus dilebih takut daripada tidak punya uang, kemudian dia harus menjadi calon suami yang baik, calon ayah yang baik, pendidik bagi istri dan anak, pengayam-pengayom bagi keluarganya tidak ada dalam kehidupan kita, karena seorang ayah tidak hadir maka yang mendidik anak laki-laki adalah ibunya. Anak meniru perbuatan-perbuatan yang buruk disebabkan oleh orang tua yang salah asuh terhadap pada anak jadi yang menyebabkan karena salah asuh, otak kiri tidak dioptimalkan, iman disubkontrakan ke tangan orang lain bukan orang tua. 

Jangan subkontrakan semuanya ke tangan orang lain maka tidak siap dilakukan, abai dalam teknologi, merasa aman-aman, pulsa dibayarkan. Semua pornografi tidak ada yang tidak mengandung unsur LGBT hal tersebut satu paket. Jadi begitu dia rusak nilainya masuk, contoh ada sebuah permainan anak TK yang cari mutiara begitu dia salah, dia ditangkap dimasukin ke dalam ruangan langsung disodomi. Orang yang disodomi tidak kelihatan, hanya kemaluan lah saja tapi lagunya tentang LGBT. Jadi tidak ada yang tidak satu paket, semuanya satu paket. Darimana anak tau? Dari sekolah, dari TK. Temannya yang di TK cuma bilang "eh kamu, kamu kan pinjam saja hp nyokap lo, terus lo klik" nah dia kasih tau. "boy kiss girl, girl kiss boy, boy kiss boy, girl kiss girl", satu paket, itu anak TK. 

Bisa dibilang yang remaja saja pingsan, lalu sibuk tidak punya waktu melihat. Habis lah seorang anak, sebab sudah dibutakan dengan hal macam seperti itu. Keluarga diharuskan untuk menyelematkan keluarganya dari suatu hal yang menjerumuskan keluarganya dalam hal keburukuan. Lindungilah keluarga dari hal-hal yang menyebabkan keburukan sebab hanya keluargalah penolong keselamatan keluarganya untuk keluarganya yang lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun