Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kabar Gembira untuk Kompasiana, "Dear MI" akan Melantai di Pameran CF

5 Februari 2020   06:00 Diperbarui: 5 Februari 2020   07:43 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dear Malaikat Izrail, aku kecewa sama orang dewasa. Ribet, suka berantem, dan nggak suka sama yang beda-beda. Aku baru tahu kalau ada orang dewasa yang tega pisahkan anak kecil dari sahabatnya hanya karena beda. Aku nggak mau jadi orang dewasa.

Kompasianer, masih ingat kutipan surat di atas? Itu adalah kutipan dari Novel Dear Malaikat Izrail. Hampir setahun sejak Dear MI pertama kali tayang di Kompasiana sebelum akhirnya diterbitkan.

Young Lady cantik mengajak Kompasianer menyelami makna toleransi lewat cerita Jose Gabriel Calvin dan keempat sahabatnya. Jose, putra tunggal Ayah Calvin, sang wakil ketua kelas merangkap idola cilik atau bintang cilik berhati lembut dan toleran. Dia menjalin persahabatan dengan anak-anak beda etnis dan keyakinan. Lantaran hidup bersama sahabat dan ayah yang memiliki penyakit darah, bocah tampan bermata sipit itu terlatih untuk perhatian pada orang-orang special needs. Kelak di novel lanjutan Dear MI, Jose Gabriel mewarisi kondisi yang sama dengan ayahnya. Kata "Calvin Wan" malaikat tampan bermata sipitku, Dear MI adalah kisah di rangkaian Calvin Wan series yang paling bermakna.

Menulis Dear MI serasa kembali bernostalgia ke masa kecil. Karantina untuk mengikuti kompetisi, memiliki sahabat masa kecil beda keyakinan, ikut berbagai kompetisi bersamanya hingga ke berbagai kota (mulai dari menyanyi hingga olimpiade), bullying soal warna mata yang berbeda, dan masih banyak kenangan lainnya.

Dok pri
Dok pri
Nah, kabar baiknyaaaaa...taraaaa, Novel Dear MI akan dipamerkan di acara CF! CF atau Comifuro, adalah acara pop culture yang dinantikan pecinta anime dan mereka yang ingin mempelajari budaya Jepang. Mulanya, acara ini diadakan oleh Pusat Studi Kebudayaan Jepang UI. CF diadakan setahun dua kali dan bertempat di Balai Kartini. Tahun ini, CF akan diadakan pada 22-23 Februari.

Dok pri
Dok pri
Tak sampai di situ saja. Selain melantai di pameran, Young Lady akan membawakan penampilan story telling Dear MI di depan ratusan awardee LPDP pada PK 159 akhir Februari nanti. Pameran buku dan story telling untuk Dear MI, sebuah kehormatan bisa mendapat kesempatan berharga ini.

Young Lady masih ingat betapa susahnya mencari penerbit yang mau menerbitkan Dear MI. Naskah buku anak yang terbilang sensitif ini ditolak penerbit besar semacam KKPK Mizan dan penerbit menengah sekelas Cikal Aksara. Sensitif? Ya, sensitif karena di dalamnya terdapat tragedi terorisme. Dear MI melawan trend buku anak di Indonesia yang identik dengan pesan moral, cerita sederhana, dan minim tragedi. Padahal, bukankah anak-anak juga manusia? Mereka bisa sedih dan mengalami kejadian tragis.

Maybe novel Dear MI setipe dengan Na Willa karya Reda Gaudiamo. Novel anak yang mengangkat isu sensitif berupa rasisme dan menuangkan tragedi di dalamnya. Na Willa dan Jose, potret anak-anak minoritas yang terpapar isu sensitif hanya karena mereka berbeda.

Princess dan Mbak Leya (dok pri)
Princess dan Mbak Leya (dok pri)
Berjuta terima kasih Young Lady sampaikan pada airport man ma treasure, malaikat tampan bermata sipitku, dan mbak Leya Cattleya. Pada tanggal pertama beredarnya buku ini, yang bertepatan dengan Hari Perdamaian Internasional, Mbak Leya bersama Young Lady merayakan penerbitannya. Terima kasih pada airport man ma treasure Jose Dizzman Diaz untuk inspirasinya yang berlimpah, juga untuk "Calvin Wan" yang setia mendampingi serta menyediakan inspirasi. Terima kasih pada keluarga Calvin Wan series: Kak Adica, Pak Tian, Mas Haryawan, Ka Syifa, Bunda, Opa-Oma, Gabriel Stevent Damanik, dan beberapa anggota keluarga Calvin Wan series non-Kompasianer yang tak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih pada Benito Publisher yang bersedia menerbitkan naskah sensitif ini dan membuka jalan untuk mengedarkannya. Terima kasih pada Idola Cilik untuk lagu-lagu cantiknya. Untuk kalian semua, berjuta terima kasih. Jangan lupa, datang ke CF ya. See you.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun