Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Hilangkan Rubrik Politik di Kompasiana

22 Agustus 2019   06:00 Diperbarui: 22 Agustus 2019   06:36 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahukah kalian rubrik apa yang paling meresahkan di Kompasiana? Ya, apa lagi kalau bukan rubrik politik. Menurut Young Lady, politik adalah rubrik paling bodoh, paling meresahkan, paling memuakkan, dan paling tidak berguna.

Sudah banyak bukti rubrik satu ini hanya menciptakan kegelisahan. Sarangnya hatespeech dimana? Di kanal politik, kan? Tempatnya para buzzer, akun-akun tuyul, dan trol di rubrik politik, kan? Sejak awal, rubrik ini telah menimbulkan sensasi dan kontroversi.

Bagi Kompasianer yang sudah lama mengenal Kompasiaana, pasti tahu skandal memuakkan akun Pakde Kartono. Akun tersebut ternyata milik koruptor kelas kakap Gayus Tambunan. Lagi-lagi politiklah yang mengacaukan suasana kondusif di Kompasiana. Walaupun belum aktif menulis saat itu, tapi Young Lady cantik mengetahuinya. Silent reader kan?

And then...

Kita menolak lupa. Koruptor lain, yang tak kalah jahat dari Gayus, yakni Anas Urbaningrum, pernah menulis catatan harian di Kompasiana! Politik, lagi-lagi politik bermain di dalamnya. 

Dua skandal paling menjijikkan di Kompasiana terjadi gegara entitas bernama politik. Bagaimana mungkin Kompasiana bisa kecolongan dengan adanya dua koruptor menyusup?

Back to focus. Politik adalah rubrik paling bodoh. Yups, that's right. Sebagian besar artikel di rubrik politik cenderung tidak netral, unfaedah, membodoh-bodohi pembaca, mempengaruhi pembaca agar sepemikiran dengan penulis, menuai ujaran kebencian, dan memprovokasi untuk saling berbalas serangan lewat kolom komentar. 

Sumber datangnya haters dari rubrik politik. Menurut pengamatan Young Lady, hanya ada tiga Kompasianer yang cukup baik menulis artikel politik. 

Sebut saja Mas Susy Haryawan, peraih The Best Opinion tahun 2016 itu, dengan tulisan-tulisan analisisnya yang kritis da sering kali sensitif. Lalu ada Kompasianer cantik dan cerdas idolanya Young Lady, Mbak Leya. 

Dengan tulisan-tulisannya tentang pemerintahan. Tulisan-tulisan cantiknya lebih bersifat mencerahkan dan memberi saran positif untuk pemerintah yang sedang berkuasa. Dan yang terakhir, tulisan-tulisan Pak Jose. 

Walaupun prevelensi politiknya berbeda dengan Young Lady cantik, tetap saja beberapa artikel politiknya cenderung menyejukkan dan tidak menghakimi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun