Well, minggu kemarin adalah minggu yang berat buat Young Lady cantik. Pertama, my daddy kasar lagi sama Young Lady. Kekasaran yang buat Young Lady menangis dan mencari malaikat tampan bermata sipit "Calvin Wan".
Kedua, Young Lady mendapat ujian dengan ditiadakannya program yang awalnya Young Lady menjadi co-host di situ. Program itu dihapus dari pola siaran. Entah karena budget, program director yang kesulitan memasukkan slot program itu, atau ada tekanan dari atas karena radio sedang fokus menyiapkan program-program Pemilu.Â
Entah, Young Lady cantik juga tidak tahu alasan sebenarnya. Jika hanya itu saja, mungkin rasanya tak begitu mengkhawatirkan. Tapi Kompasianers, ada yang lain...
Ketulusan Young Lady disalahgunakan. Kompasianer masih ingat dengan tokoh inspiratif "Abi Assegaf" kan? Nah, ada berpasang-pasang mata sinis nan tidak ramah yang kelihatannya tidak menyukai interaksi Young Lady cantik dengan sosok inspiratif itu.
Pernah Young Lady ceritakan di salah satu artikel. Young Lady menganggap "Abi" seperti ayah Young Lady sendiri. Alasannya, karena Young Lady rindu figur ayah yang baik, lembut, dan penyayang.
Tapi, nampaknya ada orang-orang berpikiran kotor dan picik yang tidak mau memahami. Itu sebabnya mereka gunakan interaksi kedekatan dan ketulusan untuk memfitnah dan melaporkan yang tidak-tidak.
Sering Young Lady cantik berbagi makanan ke kantor. Semua orang mendapatkannya. Makanan untuk "Abi" pun Young Lady pisahkan. Ternyata oh ternyata...gegara itu, mereka membicarakan Young Lady di belakang. Bahkan, mereka mengadukan hal itu pada my mom! Padahal tahu sendiri kan? Mom-nya Young Lady itu over protektif.
Buat Young Lady, berbagi itu biasa. Sama biasanya seperti menulis dan mendengarkan musik. Sudah jadi rutinitas dan kebiasaan sehari-hari. Tapi, kok ada yang menyalahgunakan ya?
Satu poin yang digarisbawahi Young Lady: para pembully, penggosip, dan pengadu itu semuanya perempuan. Staf laki-laki, "Abi", dan pimpinan rasanya tak sejahat itu. Mengapa bibir perempuan-perempuan itu sulit diajak ke arah yang positif?
Alhasil, my mom ikut terpengaruh. Dia tidak mempercayai anaknya sendiri, tetapi percaya pengaduan perempuan-perempuan itu. Young Lady merasa tak ada lagi yang percaya Young Lady cantik. Mungkin hanya Allah yang sungguh-sungguh mengerti. Hanya Ka Syifa cantik, Opa Effendi, dan my charming angel with the slanting eyes "Calvin Wan" yang mau mendengarkan Young Lady.
Beberapa hari lalu, Young Lady dibully. Mereka bertanya tentang pelukan. Well, salahkah pelukan dalam dunia kerja? Salahkah memberikan ketulusan?