Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Takut Plagiarisme? Buat "Style" Sendiri

26 Agustus 2018   05:54 Diperbarui: 26 Agustus 2018   06:12 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Membaca tulisan Kompasianer Amel Widya tentang plagiarisme, Young Lady cantik jadi tergelitik. Jadi, ceritanya mbak Amel ini membela puisinya yang diplagiat di Path. Puisinya juga tayang kok di K.

Thanks for Kompasiana, tulisan itu di-HL. Membuktikan keseriusan dan responsifnya Kompasiana terhadap plagiarisme. Dua ibu jari untuk Kompasiana dan Kompasianer Amel Widya. Cantik sekali tulisannya tentang plagiarisme. Young Lady cantik support mbak Amel Widya, dengan tulus dan lembut.

Well, bicara tentang plagiarisme memang tak ada habisnya. Kasus-kasus plagiarisme selalu bikin gemas penulis dan pemerhati literasi. Plagiarisme adalah dosa besar dalam dunia literasi.

Plagiator sama rendahnya dengan pencuri. Iya, pencuri. Sebab mereka mencuri ide, mencuri gagasan orang lain, lalu mereka ubah beberapa bagian. Tak hanya itu. Ide curian diakui sebagai milik mereka. Kurang jahat apa coba? Sudah mencuri isi pikiran orang, lalu diakui milik mereka.

Hanya orang minim kreativitas yang melakukan plagiasi. Plagiarisme sangat jauh dari kreativitas. Sebaliknya, plagiarisme dekat dengan kecurangan.

Masih segar dalam ingatan Young Lady, kasus plagiarisme yang dilakukan Afi Nihaya Faradisa tahun lalu. Kasus tersebut dibongkar dengan anggun oleh seorang Kompasianer cantik bernama Syifa Ann. Tulisan gadis cantik alumni Sosiologi UNJ ini sempat menjadi HL. Tapi, sayangnya admin Kompasiana terlalu naif sehingga mencabut labelnya. Walaupun dicabut, semua orang tahu...bahkan malaikat juga tahu, seperti lagunya Dewi Lestari, bahwa Kompasianer cantik Syifa Ann telah mengungkap kasus plagiarisme Afi dengan cantik.

Bukan hanya di dunia literasi, plagiarisme juga menjadi kesalahan besar dalam dunia akademik. Berulang kali, dosen-dosen Young Lady melarang keras bentuk plagiarisme di kelas. Dilarang plagiat dalam mengerjakan tugas, membuat karya ilmiah, atau menulis jurnal. Plagiarisme sangat sulit dimaafkan di dunia akademis.

Anyway, siapa sih yang mau tulisannya diplagiat orang? Plagiarisme, mimpi buruk semua penulis. Dituduh plagiat tidak enak. Melakukan plagiat lebih tidak enak lagi.

So, bagaimana agar kita terhindar dari plagiarisme? Young Lady cantik punya caranya. Cukup satu saja: miliki style. Buat style sendiri.

Style dalam tulisan sangat penting. Mengapa? Sebab, style yang khas dan kuat akan sulit sekali dijiplak orang lain. Sekali saja ada yang mencoba menjiplak, hasilnya takkan bagus. Si penjiplak pun akan langsung ketahuan dengan mudah.

Cobalah buat style kita sendiri. Jangan terpengaruh orang lain. Belajar dari penulis lain boleh saja, tapi jangan sampai kita terlarut dan terbawa style penulis yang kita kagumi. Buatlah style kita sendiri. Be yourself, ok?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun