Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Bangga dengan Tokoh Pendukung, Tulisan Cantik untuk Kompasianer Rustian Al Ansori

29 Juli 2018   05:30 Diperbarui: 29 Juli 2018   07:59 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

 Jika merindukan orang lain, ingatlah kebaikannya. Jika mengasihi, jangan hanya ingat. Tapi ceritakanlah hal baik tentangnya.

Kata siapa menyenangkan hati orang itu susah? It's easy. Salah satu caranya dengan memberi pujian. Tentu, memberi pujian pada tempatnya. Memberi pujian sesuai pada porsinya.

Selama berkompasiana, Young Lady mencoba terbuka, hangat, dan bersahabat dengan semua sahabat Kompasianers. Tetap menjaga etika dan kehangatan sepanjang berinteraksi di rumah besar. Young Lady cantik mencoba akrab dan dekat dengan Kompasianers siapa saja. Ada interaksi lembut dan penuh kehangatan yang coba dibangun. Semua Kompasianer Young Lady dekati. Mulai dari Kompasianer senior, Kompasianer newbie, sampai akun tuyul dan mbakyul pernah Young Lady kunjungi. Tak ada pilih-pilih.

Eits, tapi kalau sudah menyangkut inspirasi, harus selektif ya. Ok fine, Young Lady mau berteman dengan siapa saja di Kompasiana. Tapi, kalau buat mencari sosok inspirasi di Kompasiana buat dijadikan tokoh-tokoh pengisi cerita Fiksiana, harus tetap super selektif dong. Young Lady nggak mau salah pilih.

Biasanya, Young Lady buatkan tulisan cantik untuk menyenangkan hati Kompasianer-Kompasianer inspiratif itu. Maaf jika Young Lady terlalu jujur. Tapi bila memang suka, bila memang sayang, bila memang kagum, ya akan Young Lady utarakan. Terserah si objek suka atau tidak. Yang penting sudah diungkapkan, dan niatan Young Lady cantik memang untuk menyenangkan hatinya.

Ok, kalian boleh sebut Young Lady cantik itu tipe wanita yang sangat sangat pemilih. Young Lady memang tak mau keliru. Namanya juga perfeksionis. Ya semuanya diusahakan harus perfect. Termasuk pemilihan sosok-sosok inspiratif di Kompasiana untuk dijadikan tokoh cerita pengisi fiksiana. Mulai dari tokoh utama hingga tokoh pendukung.

Young Lady punya kriteria sendiri untuk menilai seberapa inspiratifkah seseorang untuk dijadikan tokoh dalam cerita. Biasanya Young Lady akan lebih spesifik bila memilih tokoh pria, apa lagi tokoh utama. Selalu Young Lady lihat track recordnya, prestasinya, akhlaknya, tingkah lakunya di sosial media, tingkat kecerdasannya, dan tampan-tidaknya...ups. Tapi serius, syarat terakhir ini penting sekali. Bukan hanya tampan di luar, tetapi juga tampan di dalam. Hmmmm rumit ya. Sudah seperti mencari pasangan hidup. That's right. Mencari sosok inspiratif untuk diangkat sebagai tokoh dalam novel/cerita sama rumitnya seperti mencari pasangan menurut Young Lady.

Ada yang bilang Young Lady berbakat jadi stalker. Oh ya, itu benar sekali. Cause Young Lady sering memantau orang, dari dekat maupun jauh. Dari sosial media, melihat langsung, atau lewat mata batin. Dalam menentukan tokoh untuk diangkat ke dalam sebuah karya, jalan spiritual pun dilibatkan. Aneh kan? Pasti aneh. Tapi memang beginilah Young Lady.

Nah, kemarin Young Lady membuktikan kalau Young Lady memang tidak salah pilih. Ini berawal dari prestasi seorang tokoh pendukung. Iya, pendukung. Karena biasanya bapak ganteng plus kece dari Bangka ini biasanya berperan jadi dokter dan ayah kedua dalam cerita-cerita cantik Young Lady di Kompasiana. Anyway, siapakah bapak kece kelahiran 14 Februari ini? Pasti sudah pada kenal.

Yups, siapa lagi kalau bukan Pak Rustian Al Ansori. Sekarang Young Lady lebih suka memanggilnya Pak Tian. Lebih cantik dan enak diucapkan gitu kedengarannya. Kompasianer yang tinggal di Sungailiat ini khas dengan puisi-puisinya. Setiap hari, ada saja puisi indah darinya yang bisa dinikmati di rumah besar kita bersama. One day one article, sudah jelas. Konsisten, sudah jelas lagi.

Ayah dua putri ini membuat jagat fiksiana dan Kompasiana berbangga. Pasalnya, ia berhasil membuat buku antologi puisi bersama para pegiat sastra di tempat tinggalnya. Di tengah sepinya geliat sastra di Bangka Belitung, Pak Tian bangkit dan menghidupkan pijar sastra yang semula redup. Hujan Kata Kota Logam menjadi bukti nyata kontribusinya. Tak mudah memperjuangkan kilau cantik cahaya sastra jika sastra itu tak ada geliatnya dan kurang diminati. Namun Kompasianer sahabat kita semua ini mampu memperjuangkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun