Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Oleh-oleh: Keterpaksaan ataukah Inisiatif Perekat Jiwa?

18 Juli 2018   06:06 Diperbarui: 18 Juli 2018   06:57 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kurang bahagia apa coba jadi Young Lady cantik? Punya keluarga super baik dan super royal dalam memberi dan berbagi. Termasuk memberi oleh-oleh tiap kali mereka habis bepergian.

Eits, bukan berarti Young Lady yang minta ya. Biasanya, keluarga Young Lady akan langsung memberi tanpa diminta. Mereka punya inisiatif sendiri untuk memelikan. Dan biasanya lagi, Young Lady selalu dibelikan barang yang paling bagus atau paling mahalnya. Asyik, kan?

Sebab Young Lady belum pernah traveling/pergi jauh sendirian, makanya tiap kali bepergian dan mau beli oleh-oleh, biasanya Young Lady dibantu orang yang mendampingi dalam perjalanan. So far, yang baru dibolehkan menemani Young Lady dalam perjalanan jauh hanya keluarga. Orang di luar keluarga kayaknya belum dibolehin tuh. Dan kalau buat pergi sendirian, yah jangan harap diizinkan. So, Young Lady belum tahu rasanya traveling bersama teman, pacar, apa lagi mantan...ups.

Dan kemarin...di sore yang mendung, Young Lady kejatuhan hadiah dari bidadari cantik! Ups, maksudnya dari salah satu anggota keluarga yang baru pulang traveling, dan dia memang perempuan cantik. Di kotak oleh-olehnya ada nama Young Lady. Jadi, ceritanya dia baru balik dari Palembang. So pasti dia pulang dengan membawa buah tangan untuk Young Lady cantik.

Rezeki orang cantik kayaknya. Belum lama dihina Kompasianer terverifikasi merah lewat sebuah artikel dan artikel Young Lady dilaporkan tanpa konfirmasi. Nah, kemarin malah dapat oleh-oleh mahal. Great.

Ini bukan oleh-oleh pertama yang diterima Young Lady. Sejak kecil, tradisi keluarga pun sudah begitu. Yang paling hobi kasih oleh-oleh segambreng biasanya my dad. Wah, jangan ditanya berapa banyak bawaannya sehabis bepergian jauh.

Kalau my mom malah lucu dan sedikit manipulatif. Karena tak mau repot, my mom sering tidak bawa buah tangan sehabis bepergian jauh. Tapi sebagai gantinya, my mom beli oleh-olehnya ketika sudah bersama anaknya yang cantik ini. Yeeeee sama aja ya kalo gitu. Ah biarinlah. Yang penting ada.

Sejak awal tahun, Young Lady jadi rutin menerima kiriman coklat made in Malaysia dan made in China dari seorang pria baik hati. Tiap bulan, ia selalu mengoleh-olehi Young Lady dengan coklat-coklat mahal itu. Yah ini wajar sih. Sebab Young Lady tahu profesinya. Pria satu ini memang sering bepergian jauh untuk urusan pekerjaan. Pekerjaan yang membuat dia memperoleh penghasilan cukup besar dan budget perjalanan yang besar juga. Tak heran jika oleh-oleh yang diberikannya buat Young Lady tiap bulan lumayan mahal juga.

Lain lagi dengan Young Lady pribadi. Young Lady pemilih, sangat pemilih. Apa lagi dalam berteman dan bersahabat. Bahkan Young Lady tak punya sahabat, kecuali dua orang. Sahabat masa kecil dan sahabat di masa sekolah. Nah, Young Lady juga sangat pilih-pilih kalau ingin memberi oleh-oleh. Hanya pada orang-orang tertentu saja Young Lady ingin memberikannya. Dan biasanya, orang-orang terpilih itu sangat sedikit.

Pernah suatu pagi waktu di sekolah. Young Lady letakkan satu tas penuh berisi oleh-oleh di atas meja. Teman-teman sekelas berharap kebagian, tapi Young Lady tidak ingin membaginya sedikit pun dengan mereka. Oleh-oleh itu ditujukan untuk teman-teman dekat satu organisasi. 

Tak ada satu pun teman sekelas yang ikut organisasi itu. Young Lady sama sekali tak bermaaksud menciptakan kecemburuan. Hanya saja, waktu itu Young Lady tak sempat meletakkan tas berisi oleh-oleh itu di ruang seni, basecampnya Young Lady and friends. Yah, mungkin mereka cemburu atau iri. Tapi biarlah, toh Young Lady tidak melihat ekspresi mereka. Hanya mendengar suara mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun