Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Selamat Ulang Tahun ke 57, Pak Jokowi

21 Juni 2018   05:49 Diperbarui: 21 Juni 2018   07:37 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pak Jokowi yang baik,

Kalau ada lagu yang terasa tepat dinyanyikan hari ini, jawabannya adalah Selamat Ulang Tahun Cinta dari Kahitna. Terlalu romantis ya? Atau terlalu mellow? Tidak juga. Sebab hari ini, tanggal 21 Juni, seorang pemimpin negara berhati mulia sedang melewati hari bertambahnya usia.

Apa makna angka 57 untuk Anda, Pak Jokowi? Pastinya dua angka itu adalah angka ganjil. Bukan angka genap. Angka ganjil dan genap, bukankah sama baiknya?

Dalam surat cantik ini, saya hanya ingin mengungkapkan ungkapan rasa kagum dan terima kasih pada Anda. Saya telah lama mengagumi Anda, tepatnya sejak membaca berita-berita tentang Anda sebagai Wali Kota Solo. Lalu disusul progres karier politik yang sangat pesat, menjadi Gubernur DKI Jakarta. Hingga akhirnya terpilih menjadi Presiden RI. Sebuah pencapaian luar biasa.

Anda pantas mendapatkannya. Jabatan pemimpin negara berada di tangan yang tepat. Saya berharap Anda bisa memangku jabatan itu selama dua periode.

Pak Jokowi,

Sudah lama saya memendam harap ingin bertemu Anda. Saya ingin bertanya banyak hal secara langsung pada Anda. Khususnya tentang diskriminasi, isu rasisme di Indonesia, polemik mayoritas-minoritas, toleransi, pengakuan hak disabilitas, kepedulian pada yang berkebutuhan khusus, dan masih banyak lagi pertanyaan yang ingin saya lontarkan pada Anda. Seperti lagunya Isyana Sarasvati, bolehkah saya masih berharap bisa bertemu Anda suatu saat nanti? Akankah jodoh kehidupan bersedia membuka satu saja lembaran harinya untuk membuat saya dan Anda bertemu?

Kini saya ibaratnya gadis cantik kesepian yang sedang merindu. Rindu bertemu pemimpin negaranya yang istimewa, penyabar, dan berhati lembut. Akankah rindu saya terjawab?

Pak Jokowi,

Satu pertanyaan yang ingin saya tanyakan pada Anda. Mungkin sebagai Presiden, Anda punya jawabannya. Indonesia ini kan negara multikultural, multietnis, dan multiagama. Katanya, Indonesia adalah negara paling ramah, paling dermawan, penduduknya berhati baik. Namun, mengapa belakangan ini kenyataan justru berbalik? Mengapa justru semakin sedikit yang punya kepedulian pada sesama dan kesadaran untuk saling mengasihi? Mengapa kasih seakan begitu mahal di negeri kita? Mengapa lebih banyak orang bermuka dan berlisan jahat dibandingkan orang berparas alim dan bertutur kata halus di negeri kita ini? Dan...mengapa sulit sekali untuk sukses dan mendapat pengakuan atas kreativitas di negeri ini?

Saya heran. Katanya Indonesia negeri yang ramah, hangat, peduli, dan murah hati. Namun, mengapa masih banyak orang-orang yang memperjuangkan kreativitasnya di jalan sunyi? Bila negeri ini peduli, bila negeri ini hangat, mengapa tidak ada tangan-tangan yang terulur dan membimbing orang-orang keluar dari perjuangan jalan sunyi? Apakah kepedulian di negeri ini harus dibayar dengan harga mahal? Mengapa pengakuan atas kreativitas dan manisnya kemenangan kreativitas hanya dirasakan segelintir orang, sementara sebagian besar orang lainnya tidak bisa merasakan sama sekali? Bisakah Anda jawab pertanyaan-pertanyaan saya ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun