Mohon tunggu...
abdul latief sukyan
abdul latief sukyan Mohon Tunggu... -

Penterjemah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Berkaca Pada Umar

22 Oktober 2014   06:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:10 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berita mengenai korupsi dan kejahatan hampir setiap hari menghiasi hampir semua stasiun tv kita, bahkan beberapa orang yang duduk di kursi kekuasaan dengan ringan tangan mengambil uang rakyat dan negara hanya sekedar untuk memenuhi hobby belanjanya. Dipihak lain, banyak rakyat yang mengumpulkan sampah sisa makan para penguasa dan kaya untuk mengisi perut dan perut keluarganya yang menunggu dengan penuh sabar di gubuk kardusnya.

Membaca kembali sirah Umar bin Khattab dimana pada suatu hari Umar melihat sebuah kemah di pinggiran kota dari dalamnya terdengar rintihan seorang wanita, didepan kemah itu tepat didepan pintunya duduk seorang lelaki yang kebingungan dan gelisah, lalu Umar bertanya ada apa gerangan di dalam dan siapakah Anda ? Aku adalah suami suara ibu yang mengerang kesakitan didalam kemah ini, kami berasal dari kampong yang hendak merantau ke kota, sesampainya diperbatasan ini kami mendirikan kemah ini, karena isteri saya sudah tak tahan lagi dan hendak melahirkan, seketika itu Umar bin Khattab beranjak seakan berlari kembali menuju rumahnya, setiba dipintu rumahnya ia berkata kepada isterinya tersayang Umm Kultsum : apakah engkau mempunyai pengalaman menangani wanita yang hendak melahirkan ? karena ada seorang wanita yang hendak melahirkan di sebuah tenda dan ia tidak mempunyai siapa-siapa selain suaminya yang menunggu dengan penuh kebingungan ? baiklah saya akan datang dan berangkat denganmu menuju ke kemah itu. Lalu Umar menyiapkan semua yang dibutuhkan wanita itu seperti tepung, minyak dan beberapa potong kain untuk menyelimuti bayi yang akan dilahirkan, lalu Umar memanggul semua keperluan itu dan berangkat ke kemah itu bersama isterinya.

Sang isteri masuk ke dalam kemah untuk membantu proses persalinan, sementara Umar mengambil tiga batu besar untuk membuat tungku dan meletakkan bejana diatasnya lalu menyalakan api, kemudian ia menyiapkan makanan sambil dibantu oleh suami wanita yang hendak melahirkan tersebut.

Saat keduanya sedang sibuk menyiapkan makanan, isteri Umar keluar dan berkata : khabar gembira buat temanmu, telah lahir anak laki-laki, sambil terkejut lelaki itu tak mampu menggerakkan bibirnya untuk sekedar berterima kasih kepada Umar dan bersyukur kepada Allah.

Kisah ini bagi sebagian orang sudah sering dibaca, tapi apa hubungannya dengan pengantar diatas ?

Umar adalah pelayan sebagaimana semboyan yang sering digembar gemborkan oleh pemerintah adalah untuk melayani masyarakat, semoga dengan membaca kisah diatas kembali kita berkaca, sebagai pemerintah, rakyat dan sebagai apapun kita, hendaknya kita berguna bagi sesama dan mau melayani orang lain agar kita mendapatkan pelayanan orang lain.

Karena dengan mudahnya sebagian orang yang menempati jabatan dan yang seharusnya melayani justeru mereka minta pelayanan dari masyarakat dan bahkan sampai kebablasan mereka tega mengambil dan mempergunakan dana dan uang public  dengan jalan yang tidak hak, semoga pelayanan Umar menjadi pelajaran bagi kita semua agar melayani orang lain. Dengan sebuah doa dan pribahasa kita tutup tulisan ini : "Barang siapa menolong seorang hamba maka Allah akan menolongnya"  dan semoga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun