Mengenal Desa Bailengit dari Aspek Asal-usul Nama, Penduduk, Letak Geografis, Budaya dan Agama

Pembahasan kali ini akan saya menjelaskan beberapa aspek dari desa Bailengit secara umum. Pada bagian ini penulis akan menjelaskan bagaimana asal usul nama dan penduduk desa Bailengit. Selain itu, pada Bab ini penulis juga akan menjelaskan letak geografis, seni dan budaya serta agama yang dianut oleh masyarakat Bailengit.

• Asal usul nama desa Bailengit.

Pada saat perpindahan pemukiman warga nama desa ini pun dirubah dari Toolumalu'u menjadi Bailengit, nama desa Bailengit sendiri diambil dari suatu pohon bernama Bailengit yang hidup di tengah jalan desa Bailengit waktu itu.

2.2 Sejarah desa Bailengit

a. Bailengit pada masa penjajahan Belanda

Menurut tradisi lisan yang diwariskan secara turun temurun oleh masyarakat Bailengit dimana asal mula nenek moyang masyarakat Bailengit adalah dari "Hoan Itu-tu'u" yaitu seorang yang bernama Adil bersama beberapa keluarganya yang hidup di zaman penjajahan Belanda. 

Dikisahkan bahwa Adil beserta keluarganya belum menganut agama apapun, mereka masih menganut kepercayaan yakni animism-dinamisme. Pada waktu itu sebelum penjajahan Belanda datang dan membakar rumah warga, Adil selalu mengunjungi sebuah gua tidak jauh dari desa tersebut. 

Gua Batu itu bisa disebut sebagai tempat (keramat), karena masyarakat setempat percaya bahwa hanya orang-orang tertentu yang bisa masuk dalam gua itu. Gua tersebut sebagai tempat pertapaan Adil. 

Ketika Adil masuk dalam gua batu dan setelah keluar dari gua batu tersebut Adil bisa mengetahui apa yang akan terjadi dikemudian hari melalui telapak tangannya, dan Adil langsung menentukan beberapa hal yang akan terjadi sebagai berikut:

Akan ada pendidikan, karena dengan pendidikan anak cucu kita akan menjadi:

• Pendeta
• Guru Sekolah
• Guru Jemaat
• Kita akan jadi Umat Kristen
• Ada orang yang akan membuat pesawat/pilot
• Ada orang yang akan membuat kapal/kapten
• Ada orang yang akan datang untuk memerintahkan kita, mata mereka seperti ikan gorango
• Akan ada orang datang untuk membakar rumah kita.

Pada tahun 1898 datanglah Militer Belanda untuk membakar rumah warga sekaligus "Halu" atau rumah adat. Namun, "Halu" atau rumah adat yang dibakar para Militer Belanda 2 kali tetapi tidak hangus nanti sesudah melompat seperti binatang sebesar seekor Anjing baru rumah adat itu hangus terbakar, makanya masyarakat memberi desa pertama yaitu Hoana Itu-tu'u.