Mohon tunggu...
Muhammad Sabir
Muhammad Sabir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writer

Manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kembongen

8 Mei 2021   19:41 Diperbarui: 8 Mei 2021   19:45 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Salah satu konsep cantik perempuan2 Bugis jaman dulu yakni memiliki rambut bergelombang 3 (mabbombang tellu) atau menyerupai gulungan ombak dan menyerupai angka 3. Nah, salah satu alat yang digunakan untuk menggulung rambut agar bergelombang ini disebut kembongen. Dibuat dari tangkai daun pohon waru yang dibelah bagian tengahnya. Rambut dimasukkan kemudian digulung.
Sifatnya yang lentur dan tidak mudah patah kemungkinan jadi alasan kenapa memilih dari tangkai daun waru. Tanpa mengenyampingkan sifat getah yang juga mungkin punya pengaruh, entah sebagai nutrisi untuk rambut dlsb.

Pohon Waru termasuk sangat lekat dengan nilai sosial budaya masyarakat Bugis. Pola pemukiman masyarakat bugis jaman dulu kebanyakan mengikuti pola aliran sungai dan pohon waru banyak tumbuh di pinggiran sungai. Daun waru bisa dimanfaatkan untuk campuran bahan makanan, sayuran, juga dimanfaatkan sebagai pembungkus makanan. Kambium pohon dan tangkai waru juga digunakan sebagai bahan sabun mandi maupun shampo jaman dulu.

Lirik lagu Rumpanna Bone menganalogikan Pohon Waru yang mate colli (mati karena layu pucuk) sebagai arumpone, sekaligus panglima perang kerajaan bone yang gugur dalam perang puputan bone (rumpanna bone) dalam melawan penjajah. Pucuk daun pada setiap pohon sebagai sumber kehidupan baru yang menandakan bahwa pohon sedang bertumbuh dan berkembang. Demikianlah sang panglima sebagai cikal bakal pemimpin yang diharapkan membawa kejayaan kerajaan namun gugur di medan perang.
Mate colli karena terlalu banyak diambil tangkai daunnya untuk dijadikan kembongen. Tapi meski mati, asal mati dalam memberikan banyak manfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun