Mohon tunggu...
Larissa Amanda Indianti S
Larissa Amanda Indianti S Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Political Science - Universitas Indonesia | DPR | private teacher | Lifelike Pictures (Tabularasa Film)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dilematika Biaya Pendidikan di Indonesia

17 Oktober 2013   22:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:24 1618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan ini. Di zaman yang sudah maju seperti sekarang ini kita harus bersaing dengan banyak orang, oleh karena itu pendidikan memegang peranan penting. Seperti di negara Indonesia ini, pemerintah telah menetapkan pendidikan belajar 9 tahun, yang berarti setiap orang berhak mendapatkan pendidikan minimal selama 9 tahun. Apabila dihitung menggunakan kelas, seorang warga negara Indonesia berhak untuk mendapatkan pendidikan sampai pada kelas IX atau 3 SMP. Namun, apabila kita lihat dan kita sesuaikan dengan kondisi Indonesia yang sudah serba canggih sekarang ini, pendidikan 9 tahun itu masih sangat kurang. Di Perancis, pendidikan yang wajib dimiliki oleh seorang warga negaranya adala 12 tahun, dan bahkan ada negara yang mewajibkan warga negaranya memiliki wajib belajar selama 40 tahun. Bila dibandingkan dengan negara-negara tersebut, jelas Indonesia kalah telak. Sebenarnya sumber daya manusia di Indonesia bagus, namun pengelolaannya yang kurang bagus, sehingga menghasilkan sumber daya manusia yang kurang bagus pula.

Biaya pendidikan masih terbilang mahal, sehingga hanya masyarakat yang memiliki uang yang cukup yang hanya bisa menikmati pendidikan. Sedangkan nasib rakyat yang berekonomi rendah, patut dipertanyakan. Seharusnya biaya pendidikan selama 9 tahun itu dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah, namun hal itu belum terdapat disemua sekolah di Indonesia. Hanya di beberapa tempat tertentu saja, namun itu juga masih belum dapat dikatakan baik, ada saja biaya tambahan ini dan itu.

Masyarakat yang tergolong kurang mampu, jangankan untuk biaya pendidikan, untuk makan sehari-hari saja sangat susah, mereka cenderung untuk bekerja yang langsung menghasilkan uang. Uang itu digunakan untuk makan dan juga pendidikan mereka kelak, namun entah sampai kapan. Kerjaan yang mereka lakukan juga terbatas, pekerjaan yang tidak membutuhkan pendidikan secara khusus, seperti mengamen, membersihkan kaca mobil, berjualan koran, ataupun mengemis. Tetap saja uang itu masih belum cukup digunakan untuk biaya pendidikan yang tergolong mahal itu. Seharusnya anak-anak kecil seperti itu jangan dibiarkan untuk bekerja keras seperti itu, seharusnya mereka duduk dibangku sekolah dan mengecam pendidikan. Dan hal ini semua dikarenakan oleh kurangnya biaya untuk pendidikan.

Banyak juga rakyat miskin yang terpaksa harus putus sekolah dikarenakan tidak sanggup lagi membayar uang sekolah. Padahal pendidikan merupakan hak untuk setiap warga negara. Apabila ada seorang warga negara yang terpaksa harus berhenti mengecam pendidikan karena kurangnya biaya, apa makna pendidikan wajib 9 tahun itu masih berlaku? Bagaimana nasib masa depan bangsa apabila banyak rakyatnya yang tidak bisa mengecam pendidikan karena kurangnya biaya? Padahal, Indonesia memiliki banyak warga negara yang miskin, bahkan banyak yang berada dibawah garis kemiskinan. Apabila mereka semua tidak bisa mengecam pendidikan, bagaimana nasib bangsa ini?

Di Indonesia memang diwajibkan untuk wajib belajar selama 9 tahun, namun 9 tahun itu tidaklah cukup. Kita bisa ambil contoh, seorang lulusan SMA saja, sekarang ini susah untuk mencari pekerjaan yang layak. Dan bahkan sampai jenjang S-1 sekalipun masih banyak yang menjadi pengangguran, apalagi yang hanya sampai pada tingkat SMP saja. Sedangkan untuk melanjutkan pendidikan sampai ke jenjang SMA membutuhkan biaya yang relatif tidak sedikit. Apalagi yang sampai pada tingkat pendidikan di perguruan tinggi, membutuhkan biaya yang bisa dibilang mahal. Namun apabila mendapatkan perguruan tinggi negeri, biasanya biayanya relatif lebih murah daripada perguruan tinggi swasta, sedangkan untuk dapat melanjutkan ke perguruan tinggi negeri kita harus menjalani persaingan yang ketat dengan banyak orang, dan kita membutuhkan pendidikan yang memadai. Begitu pula untuk mendapatkan beasiswa, dibutuhkan prestasi yang baik.

Kita harus akui, bahwa terutama di Indonesia, mereka yang beruang akan lebih mudah untuk mengecam pendidikan, karena biaya bukan masalah bagi mereka, mereka bisa mengecam pendidikan dimana saja tanpa harus ada batasan-batasan dari masalah biaya. Namun, bagi mereka yang berekonomi rendah, katakanlah rakyat miskin, biaya akan menjadi penghalang utama bagi mereka untuk dapat menikmati pendidikan. Namun, masih ada harapan bagi mereka yang sungguh-sungguh ingin mengecam pendidikan, mereka harus belajar dengan giat agar mereka mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Namun, tidak banyak orang yang seperti ini. Kebanyakan dari mereka akan lebih memilih untuk bekerja saja, padahal untuk menjadi orang yang sukses, terlebih di era globalisasi seperti sekarang ini dibutuhkan pendidikan yang baik. Dan seharusnya, biaya bukanlah yang menjadi halangan seseorang untuk dapat menikmati pendidikan yang sesungguhnya itu adalah hak mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun