Wahai, INFO_PASÂ -- Suasana penuh berkah kembali dirasakan warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai, yang berhasil melakukan panen perdana mentimun di kebun hasil pinjam pakai lahan dari salah satu anggota masyarakat, Jumat (26/9). Menariknya, sayuran buah mentimun tersebut ditanam sebagai tanaman pagar alami yang mengelilingi kebun utama.
Kepala Lapas Wahai, Tersih Victor Noya, menyampaikan rasa syukur atas panen ini yang menjadi simbol keberkahan di hari Jumat. "Hari ini Lapas Wahai kembali memanen keberkahan. Mentimun yang ditanam oleh warga binaan kini bisa dipanen untuk pertama kalinya," ungkap Tersih.
Ia mengatakan tanaman tersebut selain juga sayuran pare dijadikan sebagai pagar alami, Â untuk mengoptimalkan produktivitas lahan. "Selain itu tentunya juga untuk mendukung ketahanan pangan sebagaimana Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Bapak Agus Andrianto," ujar Tersih.
Kepala Sub Seksi Pembinaan, Merpaty S. Mouw, menjelaskan bahwa pemanfaatan mentimun sebagai pagar alami merupakan langkah strategis untuk memaksimalkan potensi pertumbuhan tanaman.
"Mentimun ini ditanam di sekeliling kebun karena sifatnya yang menjalar. Sebelumnya kami fokus pada tanaman palawija seperti jagung. Dengan adanya tanaman selingan seperti mentimun, lahan bisa dimanfaatkan secara lebih optimal," jelas Merpaty.
Ia juga menambahkan, hasil panen mentimun sebanyak 29 buah seberat delapan kilogram itu merupakan bagian dari program pembinaan kemandirian agar warga binaan memiliki keterampilan pertanian yang dapat diterapkan setelah kembali ke masyarakat.
Apresiasi turut disampaikan oleh Kepala Kantor Wilayah Ditjenpas Maluku, Ricky Dwi Biantoro, atas capaian Lapas Wahai yang meskipun merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dengan lahan terbatas, namun tetap aktif dan produktif dalam mendukung program ketahanan pangan nasional.
"Kami sangat mengapresiasi langkah Lapas Wahai yang terus berinovasi memanfaatkan lahan secara maksimal. Ini membuktikan bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk berkontribusi nyata dalam program ketahanan pangan," ujar Ricky.
Ia juga menyampaikan harapannya untuk dapat berkunjung langsung ke Lapas Wahai di waktu mendatang, guna melihat secara langsung hasil panen dan perkembangan program pembinaan yang ada.
"Panen perdana ini tak hanya menjadi wujud nyata dari hasil kerja keras warga binaan, tetapi juga memperkuat kolaborasi positif antara Lapas Wahai dan masyarakat sekitar dalam upaya menciptakan program pembinaan yang produktif, berkelanjutan, dan berdampak langsung pada ketahanan pangan lokal," pungkas Kakanwil.
Kontributor Lapas Wahai