Rangkasbitung, Mendengar kata Penjara ataupun Lapas, mungkin membuat orang membayangkan hal yang menakutkan, mungkin dalam pikirian banyak orang, saat mendengar kata-kata itu, terbesit dalam pikirannya, dari mulai menu makanan yang tidak layak dan tempat kumuh.
Makanan tambahan atau sering dikenal dengan sebutan Takjil Ramadhan ini diberikan kepada WBP selama bulan Ramadhan. Berdasarkan pedoman yang ditetapakan oleh Ditjenpas, terdapat varian-varian menu Takjil yang setiap hari berbeda, seperti bubur kacang ijo, kolak, es buah, bakwan, hingga kurma. Penentuan varian takjil tersebut berdasar pada standar besaran kalori yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai Angka Kecukupan Gizi (AKG), kamis (22/04).
"Menu makan buka puasa kami perhatikan, kami ingin memastikan WBP mendapatkan asupan gizi ataupun protein yang layak, meskipun mereka saat ini sedang menjalankan masa hukuman, akibat atas kesalahan perbuatan mereka terdahulu," jelas Budi Ruswanto.
Kasubsi Pembinaan, Eka Yogaswara menambahkan "Selain untuk memenuhi hak WBP, pemberian makanan tambahan ini adalah sebagai bentuk penghormatan bagi kaum muslim yang sedang melaksanakan ibadah puasa. Dengan menjunjung tinggi toleransi umat beragama, bagi WBP non-muslim juga tetap diperhatikan kebutuhan makan dan minumnya selama Ramadhan",ungkapnya.
Kasubsi Pembinaan, Eka Yogaswara mengatakan, selama Bulan Ramadhan menjadi perhatian khusus bagi penyelenggara makanan di Lapas Rangkasbitung.
"dari sub seksi pelayanan sendiri, Bulan Ramdhan menjadi perhatian khusus bagi kami, dari proses penyediaan makanan, petugas pengelola makanan mulai mempersiapkan makan sahur pada tengah malam, pengolahan makanan dan Extrafooding menjelang buka. Selain itu pelaksanaan tarawih dan tadarus juga kami perhatikan" tutupnya.
Kontributor : Rahmat Setiawan