Mohon tunggu...
Trie Yas
Trie Yas Mohon Tunggu... Jurnalis - Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Welcome to the Digital Era

9 November 2017   16:27 Diperbarui: 9 November 2017   18:09 1570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi (Trie yas)

Pemerintah harus memikirkan cara alternatif untuk penyerapan tenaga kerja. Selain itu para pekerja juga harus mempersiapkan di era digital ini. Pasalnya, memang akan terjadi perubahan yang signifikan oleh teknologi.

Seperti pekerja sebagai Pegawai bank yang terjadi penurunan akibat kemajuan teknologi. Begitu juga dengan penjaga gardu tol. Perubahan yang signifikan oleh teknologi tentu menambah jumlah pengangguran di Indonesia dan berdampak pada faktor menurunnya daya beli.

Meski tutupnya perusahaan dalam dunia bisnis merupakan hal yang biasa dan merupakan strategi perusahaan dalam melakukan efisiensi. Gelombang penutupan toko-toko ritel di Indonesia mulai tampak jelas. Satu per satu berguguran diterpa isu pelemahan daya beli masyarakat hingga tertindas persaingan bisnis online(e-commerce) yang kian masif.

Maraknya penutupan toko ritel bukan saja menghantam Indonesia, tapi juga di negara lain. Negara adidaya Amerika Serikat (AS) pun mengalami hal ini. Parahnya, bisnis ritel di Negeri Paman Sam tidak hanya membuat toko-toko sepi. Beberapa perusahaan yang bergerak di bidang ini juga harus rela gulung tikar.

Toko-toko ritel raksasa tumbang karena tak kuasa menahan derasnya arus digitalisasi. Saat ini jarak tidak lagi menjadi halangan bagi orang untuk berbelanja. Dengan aplikasi belanja online, orang tak perlu lagi belanja seperti dulu, datang ke toko langsung. Sebab, saat ini sewa toko di mal biayanya selangit. Perubahan ini tidak ditangkap secara cepat oleh perusahaan-perusahaan ritel di Indonesia. Ketika digitalisasi ini menyebar secara cepat, mereka baru mulai berbenah, merombak bisnis model.

toko-toko ritel dunia satu persatu tumbang. (Infografis: Trie yas)
toko-toko ritel dunia satu persatu tumbang. (Infografis: Trie yas)
Fenomena ini seolah mematahkan bahwa penutupan toko ritel secara marak terjadi bukan karena penurunan atau pelemahan daya beli masyarakat. Banyak fakta yang justru bertentangan dengan daya beli. Industri telah  bergeser, pengusaha harus meninggalkan hal tersebut dan mulai berinovasi.

Namun Pemerintah tetap harus mencari data berapa banyak pengangguran yang muncul akibat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan berapa banyak terserap. Dengan begitu terlihat seberapa besarnya tingkat pengangguran yang mempengaruhi daya beli dan mencari cara memperbaiki iklim investasi.

Dalam hal ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah membentuk disebut proyek padat karya cash. Jurus untuk mendorong daya beli masyarakat dengan menyediakan lapangan pekerjaan dan nantinya pekerja akan dibayar tunai mingguan ataupun harian. tapi itupun tak cukup, karena sifatnya cuma sementara. Pemerintah harusnya fokus agar bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan yang permanen.

Sudah waktunya kita menyambut; Welcome to the Digital Era

*

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun