Mohon tunggu...
Lanjar Wahyudi
Lanjar Wahyudi Mohon Tunggu... Human Resources - Pemerhati SDM

Menulis itu mengalirkan gagasan untuk berbagi, itu saja. Email: lanjar.w77@gmail.com 081328214756

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Keunggulan Pemimpin Perempuan

7 Maret 2021   22:29 Diperbarui: 8 Maret 2021   16:16 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Atifete Jahjaga Presiden Perempuan Kosovo (sumber: tempo.co)

Sebagai pemimpin, Risma memiliki keyakinan yang kokoh untuk mencapai tujuan kepemimpinannya. Tujuan adalah kompas yang wajib dimiliki oleh seorang pemimpin agar tidak salah arah. 

Tujuan kepemimpinannya di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya  adalah untuk membawa Kota Surabaya menjadi the World Class City. "Saya harus bisa membawa kota ini ada di peta dunia. Artinya warga dunia bisa mengerti dan tahu bahwa ada kota yang namanya Surabaya. Alhamdulillah terwujud," ungkapnya. 

Ini adalah sebuah pernyataan visi seorang pemimpin, yang harus diketahui oleh anak buahnya dan semua yang berkait dengan visi ini. Adakah anda memiliki visi yang jelas untuk organisasi yang anda pimpin?

Sekalipun Risma lahir pada tahun 1961, tepatnya pada tanggal 20 November 1961, bukan generasi milenial tentunya. Namun Risma bukanlah sosok yang kudet alias kurang update, orang boleh menyebut sebagai generasi kolonial untuk menyangatkan jeda usia yang sangat jauh terhadap generasi milenial yang saat ini mendominasi komposisi dunia kerja, namun cara berpikir dan sudut pandang Tri Risma tidak kalah dengan para Gen Milenial. 

Betti Alisjahbana dalam bukunya berjudul Pemimpin Perempuan menjelaskan ini dengan inspiratif. Pada usia 40 tahun, yaitu tahun 2001 ketika dipercaya menjadi Kasi Pendataan dan Penyuluhan Dinas Bangunan Pemkot Surabaya, Risma membuat terobosan program kerja berupa e-procurement, e-budgeting, dan e-controlling. 

Dikala orang belum berpikir tentang digitalisasi untuk memotong birokrasi, ia sudah memikirkannya. Dari mana ide ini berangkat?

 Dari keinginan untuk memberantas perilaku KKN di lingkup kerjanya, dari keinginan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja, dan tentu saja untuk produktifitas yang lebih baik di organisasi kerjanya. 

Tak disangka banyak orang besar yang merasa gerah dan terganggu dengan program kerja ini. Sontak jabatan yang baru diembannya mendatangkan ancaman dan intimidasi bertubi-tubi. 

Mulai dari ancaman pelengseran jabatan, intimidasi dalam pekerjaan, sampai ancaman pembunuhan. Jauh dimasa sebelumnya ia juga mengalami dilema antara mengikuti terus keinginan atasan yang bertentangan dengan hati nurani, atau patuh namun membawa kerugian bagi masyarakat dan negara. 

Pergumulan batin yang membuatnya tidak lagi merasa betah sebagai abdi negara dan memutuskan untuk keluar dari gelanggang. Namun ketika ia ingin berhenti dari jabatannya, seorang konsultan asing memintanya untuk terus maju dan mengadakan perubahan-perubahan yang sudah dirintisnya, sebab negara ini membutuhkan seseorang yang berintegritas seperti Tri Rismaharini. 

Sebagai pemimpin apakah anda memiliki keteguhan untuk memperjuangkan kebenaran melalui program kerja anda demi kemaslahatan banyak orang, sekalipun itu banyak tantangan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun