Mohon tunggu...
Teacher Adjat
Teacher Adjat Mohon Tunggu... Guru - Menyukai hal-hal yang baru

Iam a teacher, designer and researcher

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membangun Negeri dengan Hoax

12 Maret 2021   14:26 Diperbarui: 12 Maret 2021   15:13 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di negri ini tiap pekannya selalu saja ada berita unik yang menjadi bahan pembicaraan. Kadang hal yang menyedihkan, kadang menggembirakan, kadang membuat marah bahkan kadang pula membuat terpingkal karna saking anehnya.

Tak terkecuali berita tentang statemen yang keluar dari lisan pejabat negara yang baru saja dilantik oleh presiden beberapa hari lalu. Tidak saja kontroversial, statemen tersebut juga terdengar aneh dan menggelikan hingga menjadi bahan bullying oleh sebagian netizen.

Kita sama-sama mengetahui bahwa ucapan seseorang merupakan hasil dari proses yangg terjadi di alam pikir yang bersangkutan. Proses tersebut dipengaruhi oleh banyak hal antara lain motivasi serta latar belakang. Latar belakang seseorang sangat mempengaruhi apa yang diucapkannya. Baik latar belakang sosial, agama, pendidikan atau kesehatannya. Banyak orang yang secara sosial mapan, pendidikan tinggi, namun karna bermasalah dengan pemahaman keagamaannya maka ucapan yang keluar dari lisannyapun "nyeleneh".

Dalam wawancaranya dengan sejumlah wartawan selepas dilantik oleh presiden , Mayjend Djoko Setiyadi melontarkan sebuah pernyataan yang cukup mencengangkan, "Tentu hoax ini kita lihat, ada yang positif dan negatif. Saya imbau kepada kawan-kawan, putra-putri bangsa indonesia ini, mari sebenarnya kalau hoax itu hoax membangun ya silakan saja,". Ujarnya seperti dikutip oleh Tribunnews.

Dibaca secara sekilas saja sudah nampak hal yang aneh dari pernyataan tersebut. Sebagaimana penulis jelaskan diawal bahwa sebuah ucapan/pernyataan tidak keluar dari ruang hampa, pasti ada motif yang melatarbelakanginya. Kalau dalam istilah Aa Gym, "teko hanya akan mengeluarkan apa yang ada di dalamnya".

Mari coba kita cermati satu persatu penggalan pernyataan Ketua BSSN yang baru tersebut. Penulis membaginya menjadi 3 penggalan yaitu Penggalan Klasifikasi, Penggalan Ajakan dan Penggalan Legitimasi.

Pertama: " tentu kita lihat hoax ini ada yang positif dan negatif...." dari pernyataan ini si pengucap ingin menginformasikan bahwa dalam persepsi beliau ada 2 macam hoax; hoax positif dan hoax negatif. Jelas hal ini sangat bertentangan dengan persepsi masyarakat umum yang mengartikan hoax hanyalah sesuatu yang bersifat negatif. Bahkan wikipedia sendiri mendefinisikan hoax adalah berita palsu yang disebarluaskan secara massif. Dengan demikian pengklasifikasian hoax yang dilontarkan oleh ketua BSSN tidak berdasar dan terbantahkan.

Kedua; "saya himbau kepada kawan-kawan, putra-putri bangsa indonesia" penggalan kalimat ini mengandung unsur ajakan yang diutarakan oleh pengucap, ditujukan kepada generasi muda melalui wartawan sebagai media penyampainya. Karna yang berbicara adalah Ketua instansi pemerintahan yang pada saat diwawancarai mengenakan seragam dinas, maka otomatis ajakan/himbauan tersebut juga menjadi himbauan pemerintah.

Ketiga; "mari, jika hoax itu hoax yang membangun maka silahkan saja" mungkin diantara  keseluruhan kalimat yang diucapkan oleh mayjen djoko penggalan inilah yang menjadi kontroversial. Selain bernada mengajak melalui kata "mari", djoko juga membuat terminologi baru untuk hoax, yaitu hoax yang membangun. Entah karna kurang paham kaidah kalimat dalam bahasa indonesia atau memang sedang mencari sensasi diawal jabatan saja, Wallahu'alam. Meskipun beliau telah mengklarifikasi dengan menyatakan bahwa apa yang telah dia katakan beberapa hari lalu sekedar "pancingan" saja akan tetapi tetap saja kalimat tersebut menarik untuk dicermati. Jika kita bedah lebih dalam kalimat "hoax yang membangun" maka kita akan temukan kesalahan fatal baik dari segi linguistik serta etimologis. Hoax menurut wikipedia berarti  "sebuah pemberitaan palsu adalah usaha untuk menipu atau mengakali pembaca/ pendengarnya untuk mempercayai sesuatu, padahal sang pencipta berita palsu tahu bahwa berita tersebut palsu."Sementara membangun dapat berarti mendirikan, membina atau memperbaiki. Dalam konteks ini mungkin yang dimaksud membangun adalah kritik yang diharapkan demi kemajuan bangsa.

(Hoax = negatif) + (Membangun = positif). Menyandingkan kata benda negatif dengan kata sifat positif merupakan hal yang tak lazim apalagi unsur negatif dari kata benda tersebut telah mutlak disepakati oleh  mayoritas manusia. Setiap orang yang membahas tentang hoax maka konotasinya pasti negatif, hampir tidak ada yang positif. Oleh karna itu bisa dimungkinkan ada misi tertentu dibalik terucapnya kalimat "hoax yang membangun" dari lisan Kepala BSSN yang baru tersebut. 

Penulis jadi teringat penjelasan yang diberikan oleh Rocky Gerung di acara ILC TV One beberapa waktu lalu. Menurut dosen UI tersebut "negara merupakan pihak yang paling memungkinkan membuat hoax. Kenapa? Karna negara mempunyai semua perangkat untuk melakukan hal tersebut." ujarnya. Maka dari itu pernyataan mengenai "hoax membangun" dari kepala sebuah institusi yang berada  langsung di bawah presiden tidak bisa dianggap "ketidaksengajaan".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun