Mohon tunggu...
Langit Muda
Langit Muda Mohon Tunggu... Freelancer - Daerah Istimewa Yogyakarta

Terimakasih Kompasiana, memberi kesempatan membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Dilarang Makan di Tempat

25 Juli 2021   06:48 Diperbarui: 25 Juli 2021   06:54 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Alkisah Jontor, buruh harian, tinggal berdesakan di kost-an. Biasanya berangkat pagi, mampir sarapan, sebelum ke pabrik. Sampailah ke deretan warung langganan. Masih sepi.

"Dibungkus ya Pak, ndak boleh makan di tempat ..."
Jontor mengangguk saja, ketentuan itu dia sudah tahu beritanya, meski belum merasakan langsung akibatnya. Minuman teh manis panas, terpaksa ditaruh di kantong plastik.

Jontor keluar warung, mencari lokasi untuk makan. Katanya nggak boleh makan di tempat, baiklah Jontor geser ke depan warung sebelah. Eh, baru saja hendak membuka bungkusan nasi, tergopoh pemilik warung keluar, "Maaf, Mas, jangan dimakan di depan warung ini, nanti dikiranya kami yang menjual, kami akan kena denda nanti .. Sekarang kan nggak boleh makan di tempat."

Jontor berpikir sejenak, lalu ia menyeberang jalan. Di depan sebuah toko, Jontor berhenti, duduk di lantai pun tak apa, yang penting aman, tidak bakal dituduh makan di tempat. Jontor menikmati nasi bungkusnya dengan tenang, di depan sebuah toko besi ... Pemain kuda lumping di jathilan, kalau beli paku di toko ini, harus dibungkus ... Ndadinya jangan di sini biar ndak kena razia ....

*

Beberapa minggu lalu seorang gubernur tiba-tiba "menghilang", ternyata lagi mojok makan sendirian di sebuah parkiran. Bekal makan sudah di persiapkan istri dari rumah. Pak Gubernur sudah menjalankan jaga jarak, menghindari kerumunan, dan yang terpenting adalah tidak makan di tempat. Kalau mengenakan masker jelas ndak bisa, wong namanya orang lagi makan.

Hikmah pandemi ini sepertinya, banyak juga dari kita yang kebetulan mesti tetap harus masuk kantor, untuk memilih membawa bekal makan dari rumah. Lebih terjamin kesehatannya, dan yang pasti lebih ngirit. Jangan malu bawa bekal makan dari rumah. Apalagi kalau itu dipersiapkan oleh istri, ada cinta dan doa di dalamnya, hal yang tak bisa kita beli di warung manapun.  

Dilarang makan di tempat, maksud awalnya mungkin dibawa pulang dimakan di rumah. Tetapi ada juga yang beli untuk makan siang. Yang bawa mobil bisa makan di mobil. Yang pegawai kantoran bisa makan di ruang kerjanya. Bagaimana dengan yang tidak punya ruang kerja, karena ruang kerjanya adalah jalanan. Pokoknya untuk membuka bungkusan makanan harus jaga jarak, alias jauh-jauh dari warung makan atau gerobak penjual makanan, untuk menghindari tuduhan makan di tempat. Pokoknya dilarang makan di tempat. Apalagi makan di tempat pelakor .... ups ..... bisa panjang urusan kalau ketahuan ... Bisa kena PPKM di rumah, alias Piring Panci Kompor Melayang ....

Kalau penjual makanan dengan menggunakan gerobak keliling, seperti misalnya penjual bakso, bagaimana ya? Bagaimana kalau ada pembeli di jalanan? Nggak mungkin kuahnya dituang di plastik, terus pembeli makan dari situ. Tetap harus pakai mangkok si penjual bakso.

Kalau begitu si pembeli, makannya disuruh jauh-jauh dari gerobak bakso, kalau bisa malah ngumpet-ngumpet biar ndak kelihatan oleh petugas. Misalkan saja dimakan di dekat WC Umum biar nggak dituduh makan di tempat. Nggak mungkin kan WC Umum jualan bakso?

Tapi ada satu cara lagi biar nggak dituduh makan di tempat, dan tukang baksonya tidak dituduh nongkrong yang akan menimbulkan kerumunan. Sehabis menyerahkan mangkok bakso, tukang bakso njalanin gerobak. Nah, pembeli makannya sambil jalan mengikuti gerobak bakso. Kan, bisa lepas dari tuduhan nongkrong dan makan di tempat ... Bagaimana kalau pembelinya banyak? Ya tinggal jalan sambil jaga jarak kayak main sepur-sepuran ...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun