Mohon tunggu...
Langit Muda
Langit Muda Mohon Tunggu... Freelancer - Daerah Istimewa Yogyakarta

Terimakasih Kompasiana, memberi kesempatan membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Deretan Turnamen, Hantu Cedera, dan Berpacu Menuju World Tour Finals 2019

12 November 2019   05:49 Diperbarui: 12 November 2019   23:37 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (picjumbo.com/Viktor Hanacek)

Pemain bukan Superman

Pemain juga manusia, bukan robot atau Superman. Tidak ada pemain yang bisa menang terus menerus dalam setiap turnamen. Termasuk "King" Kento yang sempat terganjal oleh Ginting, di babak perempat final French Open 2019. 

Badminton Lovers juga mesti memahami realitas tersebut, jangan hanya penuh puja-puji di kala menang, tetapi hujan bully di kala kalah. Lebih-lebih dengan deretan turnamen yang "berjejal", waktu yang tersedia untuk melakukan recovery fisik juga menjadi singkat.

Contoh naik turunnya prestasi pemain:

  • Praveen/Melati, sempat merebut gelar Denmark Open 2019 dan French Open 2019, terhenti di perempat final Fuzhou China Open 2019.
  • Hendra/Ahsan, pemegang gelar All England dan Juara Dunia tahun ini, sempat menjadi runner up Denmark Open 2019, terhenti di babak kedua French Open 2019 dan babak perempat final Fuzhou China Open 2019.
  • An Se Young, pemain muda Korea ini melejit dan merebut gelar French Open 2019, tetapi kemudian terhenti di babak kedua Fuzhou China Open 2019.

Race To Guangzhou

Penghitungan poin Race To Guangzhou dimulai dari awal tahun 2019, berdasarkan semua turnamen dari kelas super 100 hingga super 1000. World Tour Finals 2019 hanya akan diikuti oleh delapan pemain atau pasangan terbaik.

Beberapa wakil Indonesia yang telah dipastikan lolos ke World Tour Finals 2019:

  • Hendra/Ahsan
  • Kevin/Gideon
  • Greysia/Apriyani
  • Praveen/Melati
  • Hafidz/Gloria
  • Jonathan Christie

Anthony Ginting masih berpeluang besar lolos. Fajar/Rian mesti tersisih, karena di MD Indonesia sudah diwakili Kevin/Gideon dan Hendra/Ahsan. Sementara di tunggal putri, Indonesia praktis tanpa wakil.

Persaingan menuju Guangzhou memang ketat, banyak pemain top tersisih. Carolina Marin dan Shi Yu Qi dipastikan gagal lolos. Lamanya mereka absen karena dibekap cedera memang sangat berpengaruh.

Sementara Pusarla Sindhu meski masih di luar delapan besar Race To Guangzhou, dipastikan lolos karena mendapat tiket wild card sebagai "hadiah" kemenangannya di Kejuaraan Dunia 2019.

Masih ada tiga turnamen lagi mendekati penghujung tahun ini untuk bersaing dalam Race to Guangzhou: Hongkong Open, Korea Masters, dan Syed Modi International Badminton Championships.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun