Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Biarkan Mereka Rusuh di Rumah, karena Sesungguhnya Mereka Tak Nyaman Sekarang

9 April 2020   11:27 Diperbarui: 9 April 2020   11:50 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah 3 minggu rumah mirip kapal pecah. Sudah 3 minggu rumah bergetar oleh teriakan-teriakan. Dan sudah 3 minggu rumah disulap jadi warteg dadakan.

Emosi emak memang jadinya gampang naik. Maklum ga bisa bersih sedikit kotor lagi-kotor lagi. Rumah ga bisa senyap sedikit, pasti bergetar lagi.

Enggak usah marah mak, mereka kini sudah mulai bosan libur kelamaan. Kalau ditanya pilih sekolah atau libur, jawabannya mereka ingin sekolah. 

Bukan enggak sayang emak, atau bosan sama galaknya emak, tapi ritme sekolah itu ngangenin. Sebelum belajar ada masa bermain dulu dengan kawan-kawan. Lalu serunya berlari menuju kantin mengejar jajanan itu kini mereka rindukan.

Belajar yang tak hanya mengerjakan tugas tapi menerima dulu materi dari Ibu atau Bapak guru yang mereka cintai itu juga sisi yang mereka cari.

Liburannya  bikin mereka bete. Kenapa? ya mereka libur lama tapi tak boleh bersua kawan-kawannya. Mereka libur lama tapi tak bisa bermain sepeda atau menendang bola seperti biasa.

Seseru-serunya main di rumah, tetap bermain bersama teman diluar tak tergantikan rasanya. Ya, mereka belum sepenuhnya bisa menerima kenyataan bahwa kondisi ini sedang genting dan mereka tak bisa kemana-mana. 

Menerangkan bahwa di luar banyak virus yang sedang berkeliaran tak mudah untuk balita. Yang intinya perasaan mereka sedang down saat ini. Meskipun tak terkatakan namun teras.

Maka biarkan lah mereka bereksplorasi di rumah. Tak usah marah-marah jika tenaga mereka seolah tak ada habisnya. Percayalah itu salah satu cara mereka untuk meluapkan ketidaknyamanan atas panjangnya durasi liburan di rumah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun