Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Akhirnya Supir Angkutan Umum Curhat Juga

26 Januari 2020   12:33 Diperbarui: 26 Januari 2020   12:35 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pintau mobil angkot yang ditempeli himbauan. Dokumen Pribadi

Beberapa detik saat saya sudah mendaratkan diri di kursi angkot alias angkutan umum, mata saya membaca tulisan tak biasa dipintu angkot.

PUNTEN TONG MICEN SAMPAH DINA MOBIL
HATUR NUHUN..

kurang lebih artinya
MAAF JANGAN BUANG SAMPAH DI MOBIL,TERIMAKASIH..

Ooow..baru kali ini saya melihat ada pengumuman begitu. Kalau sampah bertebaran di angkot sih sering saya lihat. Saya pikir,mereka pemilik atau supir angkot tak akan terganggu ternyata ada juga yang mau bersuara karena gerah akan sampah di kendaraannya.

Membuang sampah sembarangan masih jadi perilaku sehari-hari masyarakat kita. Kalau saya perhatikan biasanya anak-anak sekolah yang duduk sambil mengunyah jajanan lalu habis itu dilemparnya plastik bekas makanannya ke kolong kursi. 

Ini jelas memprihatinkan. Masih sekolah saja sudah buang sampah sembarangan,bagaimana kalau nanti sudah besar. Apa iya dia tidak tahu kalau membuang sampah itu harus ditempatnya?

Kalau alasannya adalah supir tak menyediakan tempat sampah,ya simpan dululah sampahnya di tas atau saku,nanti kalau sudah sampai rumah kan bisa dibuang. Memangnya di rumah orang tuanya lupa membiasakan itu ya?atau Bapak dan Ibu guru tak sempat menitip pesan sederhana penuh makna itu. Atau memang himbauan membuang sampah hanya sekedar tulisan dan tak menjadi kebiasaan?

Yang miris malah beberapa kali sering juga saya melihat orang tua yang membuang sampah bekas anaknya makan di kolong kursi angkot. Dengan di depan mata si anak,otomatis dia juga menanamkan kebiasaan yang sama untuk anaknya.

Bukan masalah  hanya sebuah angkot saja terus kita bisa membuang sampah seenaknya. Tapi,bisa kah kita bayangkan berapa kali supir angkot harus membersihkan sampah yang dibuang? Dibiarkan saja mengganggu,dibersihkan juga kok terus-terusan ? Cape sepertinya membuat supir atau pemilik angkot ini memberikan himbauan.

Sebuah ide yang bagus. Dengan kesadaran masyarakat kita yang rendah untuk membuang sampah pada tempatnya, himbauan mungkin bisa membantu mengingatkan para pembuang sampah. Dan jika mereka perduli ,mereka malu dan mengurungkan niat untuk membuang sampah sembarangan.

Sampah di kolong kursi. Dokumen pribadi
Sampah di kolong kursi. Dokumen pribadi
Namun kalau jujur-jujuran saya ragu himbauan ini akan berhasil karena untuk urusan sampah masyarakat Indonesia harus sudah pada tahap ditegur atau diberi sanksi karena membuang sampah sembarangan masih jadi kebiasaan dari sebagian besar kita,dan belum menganggap itu adalah dosa besar.

Di balik daster motif bunga-bunga berguguran, selesai juga satu tulisan ringan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun